Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berencana melakukan konversi satu juta kompor LPG menjadi kompor induksi listrik. Hal ini demi menurunkan tingkat ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG.
Vice President Public Relations PLN Arsyadany Ghana Akmalaputri mengatakan, untuk merealisasikan konversi kompor LPG ke kompor induksi, pihaknya akan terus memasyarakatkan kompor tersebut.
Salah satunya lewat program Kampung Listrik yang sudah dilakukan di dua lokasi, yaitu di Kampung Hijau Kemuning, Kelurahan Binong, Kota Tangerang dan Kampung RW 05 di Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur.
Di sana, PLN memberikan 232 unit kompor induksi sekaligus edukasi penggunaan kompor jenis tersebut kepada para warga.
Baca Juga: Kabar gembira! PLN kasih diskon biaya penyambungan tambah daya UMKM dan IKM
Dia juga bilang, PLN sebagai penyedia layanan listrik belum ada rencana memproduksi kompor induksi secara mandiri. Perusahaan pelat merah ini hanya mendorong para produsen yang ada untuk menghasilkan kompor induksi yang terjangkau.
“Kami juga terus mendorong kehadiran kompor-kompor induksi yang berkualitas dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Harapannya, masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan kompor induksi,” ungkap Arsya, Jumat (11/9).
Nantinya, PLN juga menyiapkan sejumlah program-program promosi untuk mendorong masyarakat beralih ke kompor induksi. Misalnya melalui pemberian diskon tambah daya dengan menukarkan kompor LPG menjadi kompor induksi.
Arsya melanjutkan, dari sisi penggunaan, kompor induksi tentu lebih bersih, ramah lingkungan, dan lebih ringkas dibandingkan kompor LPG.
Baca Juga: Dorong penggunaan kompor Iinduksi, PLN luncurkan Program Kampung Listrik
Kompor induksi juga lebih aman karena tidak menggunakan api sebagai sumber panas. Kompor ini bisa menyala berkat induksi elektromagnetik antara kompor dan media memasak. “Jadi masyarakat tidak perlu khawatir kompor akan meledak,” imbuhnya.
Konversi kompor LPG menuju kompor induksi juga dipercaya akan menghemat beban pengeluaran pemerintah. Terlebih lagi, di tahun ini anggaran subsidi LPG yang tercantum dalam APBN 2020 mencapai Rp 50,6 triliun.
Selain itu, konversi tersebut juga akan meningkatkan ketahanan energi nasional karena mengubah penggunaan energi berbasis impor menjadi energi berbasis lokal. Dengan demikian, impor LPG yang selama ini kerap dilakukan oleh pemerintah bisa ditekan di kemudian hari.
Selanjutnya: Pertumbuhan konsumsi listrik industri melambat, target penjualan listrik PLN meleset
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News