kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PPKM Usai, APPBI Yakin Tingkat Kunjungan dan Okupansi Pusat Perbelanjaan Meningkat


Minggu, 01 Januari 2023 / 16:05 WIB
PPKM Usai, APPBI Yakin Tingkat Kunjungan dan Okupansi Pusat Perbelanjaan Meningkat
ILUSTRASI. Pebisnis pusat perbelanjaan menilai penghentian kebijakan PPKM akan mendorong dan mempercepat pemulihan kondisi usaha. KONTAN/Baihaki/13/4/2022


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pebisnis pusat perbelanjaan menilai penghentian kebijakan PPKM akan mendorong dan mempercepat pemulihan kondisi usaha di sektor tersebut pada 2023.

Ketua APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan, pihaknya mendukung keputusan pemerintah yang menghentikan PPKM. Keputusan ini dilandasi pada kenyataan bahwa masyarakat sudah sangat terbiasa dengan kebiasaan hidup sehat sehari-hari.

Seusai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 53 Tahun 2023, pelaku usaha pusat perbelanjaan dipastikan akan tetap mendorong masyarakat untuk melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 dan menggunakan PeduliLindungi, meski hal itu bukan lagi suatu kewajiban.

Baca Juga: Hippindo Yakin Pebisnis Ritel Akan Leluasa Ekspansi Seiring Berakhirnya PPKM

APPBI sendiri memperkirakan tingkat pertumbuhan kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan pada 2022 rata-rata mencapai 90%. Sedangkan pada 2023, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan ditargetkan paling tidak mencapai 100%. “Diharapkan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada tahun ini lebih baik dari sebelum pandemi,” kata Alphonzus, Minggu (1/1).

Ia juga menyebut, tingkat okupansi pusat perbelanjaan pada 2022 diprediksi mencapai kisaran 80%. Tingkat okupansi pusat perbelanjaan pada 2023 ditargetkan kembali normal menuju kisaran 90% atau sama seperti sebelum pandemi.

Baca Juga: Tak Ada PPKM, Pemerintah akan Evaluasi Pembiayaan untuk Penanganan Pasien Covid-19

Lebih lanjut, tantangan bagi industri ritel dan pusat perbelanjaan tidak lantas usai. Masih ada ketidakpastian ekonomi global yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. “Dampak masalah ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama kelas menengah bawah,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×