kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prapenjualan Meikarta mencapai Rp 8 triliun


Jumat, 07 Juli 2017 / 12:23 WIB
Prapenjualan Meikarta mencapai Rp 8 triliun


Reporter: Ivana Wibisono, Siti Maghfirah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Grup Lippo lewat anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terus mengebut pembangunan mega proyek Meikarta. Maklum, pengembang ini berencana membangun di tahap I sebanyak 200 menara hunian dan komersial dengan total 225.000 unit.

Setelah peluncuran pada bulan Mei kemarin, Lippo Karawaci mengklaim sudah menjual hingga 16.800 unit apartemen. "Seluruh unit tersebut sedang tahap pembangunan dan bakal menyusul peluncuran (proyek) berikutnya," ucap Ketut Budi Wijaya, CEO Meikarta, Kamis (6/7).

Ia menargetkan serah terima apartemen tersebut bisa terlaksana akhir tahun 2018. Adapun hasil prapenjualan dari proyek dengan kisaran harga Rp 8 juta sampai Rp 12,5 juta per meter persegi (m) tersebut sudah mencapai Rp 8 triliun.

Sayang, Ketut enggan menyebut target penjualan dari proyek Meikarta hingga akhir tahun ini. "Yang penting tahap pertama akan dibangun 225.000 unit dulu," ujarnya.

Ddari unit yang terjual, permintaan tertinggi berasal dari kalangan menengah. Komposisi menengah ke bawah masih sedikit.

Sementara untuk infrastruktur, pihaknya juga tengah tahap pembangunan. Misalnya taman (central park) dan danau buatan.

Selain apartemen, di tahap pertama ini juga telah dibangun proyek lain. Seperti mal, sekolah, universitas, rumah sakit, dan perkantoran.

Investasi embangunan proyek ini mencapai Rp 287 triliun. Namun, Ketut mengaku belum mengetahui secara persis berapa dana yang sudah dikeluarkan.

Permodalan investasi ini, menurutnya akan berasal dari kas internal serta hasil kerjasama dengan pihak asing seperti dengan Mitsubishi dan Toyota, dengan komposisi 40% dan 60%. Selain itu juga ada penjajakan dengan pihak bank asing.

Lippo sudah membebaskan hingga 189 hektare di proyek tersebut dan lahan untuk tahap pertama sudah tersedia. Adapun persoalan izin, kata Ketut sudah aman baik dari Pemerintah Kota Bekasi maupun Pemprov Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×