Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Potensi produk asal Indonesia untuk populer di China akan terbuka besar. Maklum, saat ini sudah ada lima produk Indonesia yang sudah masuk dalam paviliun Tmall global, yakni platform daring Alibaba Group.
Kelima produk tersebut tersebut adalah Indomie, Kapal Api, biskuit Richeese, sarang burung walet Yan Ty Ty, dan kerupuk udang Papatonk. Kelimanya akan ikut meramaikan festival belanja global bertajuk doubel eleven (11.11) yang digelar hari ini. Bahkan, setelah ajang belanja terbesar Alibaba tersebut usai, paviliun tersebut masih akan terus aktif.
Yi Qian, Deputy general Manager of Tmall Global mengatakan, dua dari produk tersebut sangat diterima dengan baik yakni Indomie dan Kopi Kapal Api. Ke depan, produk Indonesia yang potensial untuk masuk ke platform belanja terbesar Alibaba tersebut adalah suplemen kesehatan.
"Noodle dan kopi sangat diterima dengan bagus. Ke depan, yang sedang kami lihat potensial untuk dikerjasamakan adalah health supplement," kata Yi Qian di Shanghai, Minggu (11/11).
Saat ini, produk-produk yang populer di Tmall Global paling banyak datang dari sektor kecantikan dan personal care, suplemen kesehatan, serta produk ibu dan anak.
Sementara produk-produk impor yang sudah populer di China saat ini masih belum ada dari Indonesia. Produk yang paling populer masih datang dari Jepang untuk kategori kecantikan, baby dan jam tangan seperti Panasonic, Casio, Ya-Man dan lain-lain. Kemudian diikuti dari Korea untuk produk-produk kategori maspack, kosmetik, personal care, dan fesyen.
Selanjutnya produk impor dari Thailand untuk kategori kecantikan, suplemen kesehatan, beras, dan buah. Lalu dari Malaysia untuk kategori kopi, suplemen kesehatan, biskuit, dan sea food. Dari Australia untuk segmen suplemen kesehatan, baby, beef, wine. Serta dari Selandia Baru untuk kategori susu, madu, dan pet.
Yi Qian mengatakan, saat ini 46% konsumen Tmall Global adalah segmen kelas menengah baru, di atas 50% millenial muda, di bawah 23% generasi Z.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News