Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan kinerja operasional sepanjang paruh pertama tahun ini. Produksi batubara ADRO pada periode semester I-2020 tercatat sebesar 27,29 juta ton atau turun 4% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Secara kuartalan, pada periode kuartal II-2020 produksi batubara ADRO 12,88 juta ton. Jumlah ini lebih rendah 11% dibanding realisasi produksi selama kuartal pertama yang sebesar 14,41 juta ton. Juga lebih mini 13% ketimbang realisasi produksi batubara ADRO pada periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 14,73 juta ton.
Baca Juga: Pasar tak kondusif, Adaro Energy (ADRO) pangkas target EBITDA, capex hingga produksi
Dalam laporan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan tak hanya terjadi dari sisi produksi. Volume penjualan batubara ADRO di semester I-2020 juga merosot menjadi 27,13 juta ton atau turun 6% secara year on year (yoy), yang pada paruh pertama tahun lalu mencapai 28,77 juta ton.
Jika dibandingkan secara kuartal, penjualan batubara ADRO di kuartal kedua turun 11% ketimbang penjualan pada kuartal I-2020 yang sebesar 14,39 juta ton. Sedangkan dibanding penjualan pada periode April-Juni 2019, penjualan batubara ADRO telah turun 17%
Tak hanya dari lini produksi dan penjualan batubara, pengupasan lapisan penutup oleh ADRO mengalami penurunan, menjadi 103,01 million bank cubic meter (Mbcm) pada semester I-2020 atau turun 19% secara yoy. Hal tersebut sejalan dengan panduan untuk menurunkan nisbah kupas tahun ini.
Manajemen ADRO, melalui Corporate Secretary & Investor Realtions Division Head Mahardika Putranto mengatakan, pandemi Covid-19 ikut berdampak terhadap penurunan kinerja operasional tersebut.
"Titik awal yang kuat bagi perusahaan pada kuartal pertama 2020 diikuti dengan kondisi yang melemah pada kuartal kedua akibat musim hujan yang panjang di wilayah operasi dan penurunan permintaan karena melemahnya ekonomi global serta penurunan permintaan listrik industri karena lockdown akibat Covid-19," kata dia, seperti yang dikutip Kontan.co.id, Senin (17/8).
Lockdown karena Covid-19, berdampak terhadap banyak pelanggan ADRO seiring dengan permintaan listrik di negara-negara pelanggan yang melemah. "Selain dampak negatif Covid-19, ketidakpastian kebijakan impor di beberapa negara semakin memberikan tekanan terhadap pasar batubara yang memang sudah tidak seimbang," sebutnya.
Baca Juga: Antisipasi penurunan produksi 10%, Adaro Energy (ADRO) memperkuat segmen bisnis lain
Adapun, pasar Asia Tenggara masih mendominasi penjualan batubara ADRO di Semester I-2020 dengan porsi sekitar 47%, dengan pasar terbesar di Indonesia dan Malaysia. Setelah itu, pasar Asia Timur menopang penjualan batubara ADRO dengan porsi 24%. Disusul oleh India dan China dengan porsi berimbang masing-masing 14%, dan 1% ke pasar lainnya.
Mengingat kondisi pasar yang sulit, ADRO pun melakukan revisi terhadap beberapa komponen panduan di tahun 2020, menjadi sebagai berikut:
- Produksi batubara: 52 juta ton - 54 juta ton
- EBITDA operasional: US$ 600 juta - US$ 800 juta
- Belanja Modal: US$ 200 juta - US$ 250 juta
"Target baru untuk produksi batubara turun sekitar 10% dibandingkan tahun 2019 secara YoY, yang terutama didorong oleh penurunan produksi batubara termal," pungkas Mahardika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News