kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi hortikultura terimbas El Nino


Senin, 27 Juli 2015 / 15:54 WIB
Produksi hortikultura terimbas El Nino


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Kemarau panjang atau El Nino tahun ini berdampak terhadap tanaman hortikultura, khususnya cabai, bawang dan tomat serta sayur-sayuran yang memang tidak tahan terhadap kekeringan.

Bila pemerintah tidak cepat mengantisipasi anomali cuaca yang diprediksi akan berlangsung hingga November tahun ini, maka potensi gagal panen tanaman hortikultura bisa mencapai 30%-50%.

Ketua Dewan Hortikultura Nasional (DHN), Benny Koesbin mengatakan, gagal panen berpotensi besar dialami tanaman yang dibudidayakan di kaki gunung dan di dataran rendah. Tanaman di kaki gunung berpotensi kekurangan air dan untuk tanaman cabai berpotensi diserang virus kuning atau gemini.

"Jadi pemerintah harus melakukan banyak hal untuk membantu petani hortikultura agar tanaman mereka bisa diselamatkan," ujar Benny kepada KONTAN, Senin (27/7).

Ia mengambil contoh, bila selama ini tanaman cabai bisa menghasilkan 10 ton per hektare (ha) dan tomat menghasilkan 20 ton per ha, maka bila terjadi gagal panen bisa tergerus separuh dari produksi tersebut.

Beberapa wilayah yang selama ini menjadi sentra hortikultura seperti di Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur akan mengalami langsung dampak kemarau panjang ini. Benny memprediksi paling cepat akhir Oktober 2015 baru akan turun hujan.

Kementerian Pertanian (Kemtan) sendiri telah mengantisipasi dampak kekeringan tahun ini dengan membagikan 20.000 pompa air ke sejumlah wilayah sentra pertanian yang berpotensi mengalami kekeringan.

Potensi lahan pertanian yang mengalami kekeringan tahun ini diprediksi mencapai sekitar 200.000 ha. Setiap tahun tanaman yang mengalami puso mencapai 25.000 ha. "Tapi tahun ini akan kita tekan di bawah 10,000 ha," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Ia memprediksi, dampak kekeringan terhadap tanaman hortikultura tidak terlalu besar. Kemtan juga terus memonitor lahan-lahan yang sudah mulai mengalami dampak kekeringan untuk segera dikirimkan bantuan sehingga dampaknya tidak terlalu luas. Dengan kondisi itu, Amran optimistis, pemerintah bisa menekan potensi gagal panen untuk tanaman hortikultura pada musim kemarau tahun ini.

Kemtan memproyeksikan, produksi bawang merah tahun ini mencapai 1,125 juta ton dengan konsumsi per kapita sebesar 2,06 kg per kapita. Kemudian untuk produksi cabai besar sebanyak 1,08 juta ton degan konsumsi per kapita sebanyak 1,62 kg per kapita. Sedangkan produksi cabai rawait sebesar 751.283 ton dengan konsumsi per kapita sebanyak 1,27 kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×