kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.200   -59,00   -0,36%
  • IDX 6.909   -18,45   -0,27%
  • KOMPAS100 1.005   -2,63   -0,26%
  • LQ45 769   -3,42   -0,44%
  • ISSI 227   0,12   0,05%
  • IDX30 396   -3,05   -0,76%
  • IDXHIDIV20 458   -4,29   -0,93%
  • IDX80 113   -0,29   -0,26%
  • IDXV30 113   -1,21   -1,06%
  • IDXQ30 128   -1,04   -0,80%

Produksi kedelai tahun ini melorot 9,66%


Minggu, 03 Juli 2011 / 13:39 WIB
Produksi kedelai tahun ini melorot 9,66%
ILUSTRASI. Begini bocoran terbaru dari BMW M3 dan M4 2021 yang beredar sebelum dirilis resmi


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Industri pengguna kedelai sebagai bahan baku produknya tampaknya harus terus bergantung pada kedelai impor. Pasalnya, produksi kedelai nasional tahun ini diperkirakan makin anjlok.

Angka ramalan II (Aram II) Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi kedelai nasional tahun ini hanya sekitar 819.450 ton. Angka ini melorot 87.590 ton atau 9,66% ketimbang angka tetap produksi kedelai nasional tahun 2010 yang sebesar 907.030 ton.

Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, penurunan produksi kedelai ini diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sekitar 85.250 ton dan di luar Jawa sekitar 2.340 ton. "Penurunan produksi kedelai diperkirakan karena adanya penurunan luas areal panen seluas 68.790 hektare (ha) atau 10,41%," ujarnya akhir pekan lalu.

Tahun ini, luas areal panen kedelai diperkirakan hanya 592.034 hektare, melorot ketimbang tahun lalu yang sekitar 660.823 hektare. Dari luas areal panen tahun ini, rinciannya sekitar 378.283 hektare di Pulau Jawa dan sisanya sekitar 213.751 di luar Jawa.

Rusman menambahkan, penurunan produksi kedelai yang relatif besar terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan di Jambi dan Lampung diperkirakan terjadi kenaikan. Rusman juga menjelaskan dari total penurunan produksi kedelai sekitar 87.590 ton ini diperkirakan terjadi pada periode tanam Januari - April sebesar 2.580 ton, periode tanam Mei - Agustus sebsar 93.840 ton.

Sedangkan para periode tanam September - Desember diperkirakan berkontribusi terhadap penurunan produksi sekitar 8.830 ton. Meski produksi melorot, tapi BPS memperkirakan tingkat produktivitas kedelai tahun ini akan naik sebesar 0,11 kuintal per hektare. Kenaikan produktivitas ini didukung oleh membaiknya iklim pada tahun ini.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengungkapkan, karakter produksi tanaman pangan di Indonesia antara produksi padi dan palawija seperti jagung dan kedelai biasanya memang berbanding terbalik.

"Jika produksi padi naik, maka produksi kedelai akan turun," jelas Undhoro. Pasalnya, lahan yang digunakan untuk menanam komoditi pangan adalah lahan yang sama.

Jika curah hujan cukup tinggi, maka produksi kedelai tidak akan besar. "Peluang pertanaman Juli - September untuk kedelai masih berat, tapi peluang penanaman untuk padi masih besar," kata Undhoro.

Ketua Dewan Kedelai Nasional Benny Kusbini mengatakan, produksi kedelai nasional memang cukup memprihatinkan. Menurutnya, selain lahannya tidak ada, tingkat produktivitas kedelai nasional juga masih rendah.

"Melihat kondisi ini, sepertinya produksi kedelai nasional seperti yang diperkirakan di Aram II tidak akan tercapai," ujar Undhoro kepada KONTAN akhir pekan ini.

Benny memperkirakan produksi kedelai tahun ini hanya akan mencapai sekitar 600.000 ton. Alasannya, dengan cuaca yang mendukung untuk tanaman padi, otomatis petani akan lebih menanam padi. "Menanam kedelai menjadi tidak menarik bagi petani, apalagi harganya juga masih rendah," katanya.

Benar saja, di tingkat petani, harga kedelai hanya sekitar Rp 4.500 - Rp 5.000 per kg. Padahal, harga kedelai impor di tingkat perajin sekitar Rp 6.000 per kg karena kenaikan harga kedelai internasional. Anggoro juga bilang, jika insentif untuk petani kedelai tidak konkret, maka produksi kedelai akan berantakan.

Benny bilang, untuk merangsang minat petani kedelai idealnya harga jual kedelai di tingkat petani harus sama dengan kedelai impor. Untuk mendukung produksi, kata Benny Pemerintah harus memberi dukungan antara lain dengan penyediaan lahan dan pengembangan riset untuk mendapatkan benih kedelai yang berkualitas.

Saat ini, kebutuhan kedelai nasional sekitar 2,4 juta ton per tahun. Jika asumsinya produksi nasional hanya sekitar 800.000 ton, maka masih ada defisit sekitar 1,6 juta ton. Menurut Benny, dengan tingkat produktivitas sekitar 1 ton per hektare, dibutuhkan areal tambahan sekitar 350.000 hektare untuk menanam kedelai.

BPS mencatat, tahun 2010 lalu total impor kedelai Indonesia sebanyak 1,739 juta ton. Selama empat bulan pertama tahun ini, total impor kedelai nasional sudah mencapai699.746 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×