Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Para pengguna kedelai nampaknya harus bersiap-siap untuk mengimpor kedelai dalam jumlah yang lebih besar. Pasalnya, angka ramalan III (ARAM III) Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan produksi kedelai tahun 2010 ini diperkirakan sebesar 905.020 ton, turun 69.500 ton (7,13%) ketimbang produksi kedelai tahun 2009 lalu.
Penurunan produksi kedelai ini diperkirakan terjadi akibat menurunnya luas panen sebesar 50.550 hektar (6,99%) dan penurunan produktivitas sebesar 0,02 kuintal per hektare (0,15%).
Berdasarkan data yang dirilis BPS, penurunan produksi kedelai ini terjadi pada periode Januari - April sebesar 47.210 ton (15,94%), periode Mei - Agustus sebesar 30.930 ton (8,64%). Sementara itu, untuk periode September - Desember diperkirakan mengalami kenaikan sekitar 8.640 ton (2,69%).
Ketua Dewan Kedelai Nasional Benny Kusbini menjelaskan, penurunan produksi ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, masa tanam kedelai pada tahun ini mengalami keterlambatan ketimbang masa tanam biasanya. Kedua, "Perubahan cuaca dan musim, sehingga musim hujan lebih panjang daripada musim kemarau," kata Benny kepada KONTAN Selasa (2/11).
Selain itu faktor lain yang membuat produksi kedelai tahun ini mengalami penurunan adalah berkurangnya lahan tanam kedelai. Pasalnya, saat ini pembukaan lahan baru untuk tanaman kedelai belum dilakukan. Ditambah lagi, iklim usaha atau minat masyarakat untuk menanam kedelai masih sangat rendah, sebab selama ini Indonesia masih mengandalkan kedelai impor. "Sehingga, petani lebih memilih menanam tanaman lain di luar kedelai," ujar Benny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News