kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Harga kedelai global kerek harga tempe dan tahu


Jumat, 15 Oktober 2010 / 10:30 WIB
Harga kedelai global kerek harga tempe dan tahu
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Dampak kenaikan harga kedelai di pasar internasional sudah dirasakan oleh para pengrajin tahu tempe. Harga kedelai di pasar domestik ikut merangkak naik.

"Di tingkat pengrajin, harga kedelai sudah merangkak naik. Satu bulan yang lalu harganya masih Rp 5.000 per kg, sekarang harga kedelai di tingkat pengrajin sudah berkisar Rp 5.600 - Rp 5.700 per kilogram," kata Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Sutaryo kepada KONTAN, Kamis (14/10).

Menurutnya, akibat kenaikan harga kedelai, secara otomatis akan mengerek harga produk tempe tahu. Wajar saja, bahan baku utama untuk membuat tempe tahu adalah kedelai. Bahan baku ini juga tidak bisa digantikan dengan bahan baku lainnya.

Sunaryo memerinci, sekitar 70% - 80% dari total biaya produksi tempe tahu adalah ongkos untuk bahan baku kedelai. Sehingga, "Kalau kedelai naik, mau tidak mau akan menaikkan ongkos produksi dan berimbas pada harga jual produk," ujarnya.

Saat ini produksi kedelai nasional hanya sebesar 900.000 ton per tahun. Padahal, kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,4 juta ton per tahun. Artinya, setiap tahun setidaknya Indonesia harus mengimpor 1,5 juta ton kedelai untuk memenuhi kebutuhan kedelai domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×