kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi kopi arabika sulit tandingi robusta


Senin, 13 Oktober 2014 / 16:29 WIB
Produksi kopi arabika sulit tandingi robusta
ILUSTRASI. Seorang pekerja membersihkan?kendaraan di showroom?penjualan mobil bekas di Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (24/11/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perluasan areal kopi arabika untuk dapat menyaingi produksi kopi robusta nampaknya sulit tercapai. Asosiasi menghitung setidaknya peningkatan produksi tersebut maksimal hanya dikisaran 30% atau meningkat tipis dari produksi saat ini yang mencapai 25% dari produksi kopi dalam negeri.

Leman Pahlevi, ketua Asosiasi Speciality Coffee Indonesia mengatakan, selama ini kopi arabika hanya dapat berkembang dengan baik di ketinggian 1.000 meter (m) di atas permukaan laut (dpl). Sementara untuk kopi robusta berada di ketinggian 600 m dpl. "Dengan kondisi ini sulit untuk dapat melampaui produksi kopi robusta," kata Leman, belum lama ini.

Produksi kopi dalam negeri sendiri terus mengalami pasang surut lantaran kondisi iklim yang terjadi. Tahun ini produksi kopi secara total diperkirakan berada dikisaran 500.000 ton, padahal potensi yang dapat diraih mencapai 700.000 ton.

Leman mengatakan, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengenjot produksi kopi utamanya arabika adalah dengan menambah jumlah tanaman. Saat ini rata-rata pohon kopi untuk setiap hektar lahan perkebunan yang dimiliki petani sebanyak 1.600 pohon. Padahal masih dapat ditingkatkan menjadi 2.000 pohon.

Dibandingkan dengan kopi robusta, harga kopi arabika memang jauh berada diatas. Leman mencontohkan, saat ini kopi robusta dihargai Rp 23.000 per kilogram (kg), sementara untuk kopi arabika dapat mencapai diatas Rp 50.000 per kg.

Tak heran dengan perbedaan harga yang cukup besar tersebut, banyak pihak yang menanam pohon kopi arabika. Meski tidak merinci, Leman bilang setidaknya ada beberapa wilayah seperti di Jawa Barat (Jabar) yang melakukan perluasan lahan kopi arabika tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×