Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kelapa sawit nasional mencatat kinerja positif hingga Agustus 2025.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan, produksi minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) hingga Agustus 2025 mencapai 39,04 juta ton, tumbuh 13,08% year on year (YoY) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 34,52 juta ton.
Sekretaris Jenderal GAPKI, Hadi Sugeng, mengatakan peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan produktivitas perkebunan, tingginya konsumsi biodiesel dalam negeri, serta masih kuatnya kinerja ekspor.
"Secara keseluruhan, tahun ini kita masih mencatat pertumbuhan positif. Produksi tumbuh 13%, ekspor tetap kuat, sementara konsumsi domestik juga meningkat,” ujarnya saat diskusi media di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga: Bahlil Ungkap Potensi DMO Sawit untuk Penuhi B50
Data GAPKI menunjukkan, produksi CPO pada Agustus mencapai 5,06 juta ton atau turun tipis 1% dibanding Juli, sementara produksi PKO juga terkoreksi menjadi 481 ribu ton dari 493 ribu ton. Namun secara kumulatif, capaian tahunan tetap meningkat signifikan dibanding tahun lalu.
Dari sisi permintaan, konsumsi dalam negeri naik menjadi 2,1 juta ton pada Agustus dari 2,03 juta ton pada bulan sebelumnya. Pendorong utama kenaikan ini berasal dari sektor energi, khususnya biodiesel, yang konsumsi bulanannya naik 5,71% menjadi 1,11 juta ton.
"Permintaan dari sektor energi masih menjadi penopang utama. Konsumsi biodiesel meningkat cukup signifikan,” jelas Hadi.
Selain itu, konsumsi pangan juga tumbuh 1% menjadi 806 ribu ton, sementara oleokimia sedikit terkoreksi 1,08% menjadi 183 ribu ton.
Baca Juga: Ekspor Minyak Sawit Diproyeksi Seret hingga Akhir 2025, Apa Sebabnya?
Dari sisi perdagangan, ekspor produk sawit Agustus tercatat sebesar 3,47 juta ton atau turun 1,81% dari Juli. Penurunan terbesar terjadi pada CPO mentah yang turun 21%, namun ekspor minyak sawit olahan naik 1,56% menjadi 2,34 juta ton.
Meski volume ekspor sempat melemah, nilai ekspor sawit justru meningkat. “Nilai ekspor pada Agustus naik menjadi US$3,82 miliar, tumbuh 3,5% dibanding bulan sebelumnya. Secara kumulatif, nilai ekspor Januari–Agustus 2025 mencapai US$24,78 miliar, naik hampir 43% dibanding tahun lalu,” paparnya.
Kenaikan nilai ekspor ini ditopang oleh harga internasional sawit yang lebih tinggi, dengan rata-rata US$1.204 per ton CIF Rotterdam, dibanding US$1.009 per ton pada periode yang sama 2024.
Baca Juga: Inilah 3 Pesaing Baru Indonesia di Industri Sawit, Negara Mana Saja?
Adapun stok akhir Agustus tercatat 2,54 juta ton, turun 10% dari bulan sebelumnya seiring kuatnya permintaan ekspor dan konsumsi domestik.
"Rata-rata stok awal tahun memang lebih rendah sekitar 18%, tetapi hal ini menunjukkan pasar yang bergerak cepat baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tambahnya.
Dengan permintaan global yang tetap solid dan keberlanjutan program biodiesel, GAPKI memproyeksikan industri sawit masih akan tumbuh stabil hingga akhir 2025, dengan potensi nilai ekspor menembus US$30 miliar bila harga CPO global tetap kuat.
Selanjutnya: Menicon Masuk Pasar Ritel Indonesia dengan Meluncurkan Lensa Kontak Miru
Menarik Dibaca: Apakah Cumi Mengandung Kolesterol atau Tidak? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












