Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga garam masih terjadi. Tidak hanya di level pengguna, kenaikan tersebut juga terjadi di level petani.
Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), Jakfar Sodikin mengungkapkan, saat ini harga garam di level petani sudah menyentuh angka Rp 4.700 per kilogram (kg).
“Kalau (kondisi) normal itu harapan kami sebenarnya Rp 1.000 (per kg) saja sudah bagus, atau Rp 1.200 (per kg),” ujar Jakfar saat dihubungi Kontan.co.id (9/5).
Dugaan Jakfar, kenaikan harga terjadi lantaran mekanisme pasokan dan permintaan. Asal tahu, menurut catatan APGR, stok persediaan garam di gudang per akhir 2022 memang tidak sebanyak biasanya.
Baca Juga: Waspadai! Ini Berbagai Penyakit Setelah Lebaran
Di awal tahun 2022, stok persediaan garam di gudang mencapai sekitar Rp 2 juta ton, sementara stok persediaan per akhir 2022 hanya berjumlah kurang dari Rp 500.000 ribu ton. Padahal, kebutuhan garam konsumsi secara nasional bisa mencapai Rp 700.000 ton per tahun. Angka tersebut belum termasuk kebutuhan garam untuk pengasinan ikan, pupuk, dan lain-lain yang biasanya juga dipenuhi dari pasokan garam rakyat.
Persediaan stok garam yang tidak sebanyak biasanya terjadi lantaran produksi garam tahun lalu yang menyusut. APGRI mencatat, produksi garam nasional di sepanjang tahun 2022 berada di bawah 1 juta ton. Angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan angka produksi tahun 2021 yang berjumlah lebih dari 1,5 juta ton baik di tahun 2021 maupun 2020. Di tahun 2019, produksi garam nasional bahkan tembus 2 juta ton dalam setahun.
“Di 2022 memang cuaca kurang mendukung, ada banyak hujan,” terang Jakfar.
Baca Juga: IKEA Gandeng 9 Desainer Amerika Latin untuk Hadirkan Rangkaian Produk Penuh Karakter
Kendati demikian, Jakfar optimistis bahwa stok persediaan garam masih bisa memenuhi kebutuhan yang ada. Hanya saja, imbasnya harga mengalami peningkatan.
Di lain pihak, para petani, kata Jakfar, juga sudah mulai melakukan persiapan untuk melakukan kegiatan produksi garam. Persiapan yang dilakukan antara lain mengeringkan tambak, memperbaiki pematang, dan lain-lain. Seperti diketahui, masa panen garam biasanya berlangsung selama Juli-Oktober.
“Mungkin kalau enggak ada hujan lagi satu bulan lagi sudah ada (produksi) garam di kita,” kata Jakfar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News