kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen biofuel masih menghitung efek anjloknya harga minyak ke program B30


Kamis, 19 Maret 2020 / 18:55 WIB
Produsen biofuel masih menghitung efek anjloknya harga minyak ke program B30
ILUSTRASI. Penurunan harga minyak global yang cukup signifikan menjadi perhatian pengusaha biofuel.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak dunia yang cukup signifikan menjadi perhatian tersendiri bagi Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI). Ini mengingat sentimen tersebut bisa mempengaruhi kelangsungan implementasi bauran solar dan minyak kelapa sawit 30% atau B30.

Asal tahu saja, saat ini harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent jatuh di kisaran US$ 20 per barel.

Ketua Umum APROBI Master Parulian Tumanggor mengatakan, penurunan harga minyak global turut berdampak negatif bagi harga komoditas lainnya, tak terkecuali harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Baca Juga: Rusia ke OPEC: Pemangkasan produksi minyak lebih dalam tak masuk akal

Makanya, saat ini APROBI sedang melakukan berbagai penghitungan yang terutama berkaitan dengan kecukupan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).

Jika harga minyak dunia terus turun, maka selisih harga acuan atau Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan harga CPO semakin besar. Ini berpengaruh pada kecukupan dana yang dihimpun oleh BPDP. “Kami berharap harga MOPS bisa mengalami kenaikan sehingga kecukupan dana bisa berkesinambungan,” ujar dia, Kamis (19/3).

Di samping itu, tantangan lain muncul lantaran penyebaran virus corona berpotensi mengurangi konsumsi berbagai jenis bahan bakar, termasuk biosolar. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat mobilitas masyarakat pengguna kendaraan mulai dibatasi seiring wabah Covid-19.

“Selama corona mewabah, kemungkinan dua bulan ke depan penggunaan B30 juga pasti turun karena berkurangnya penggunaan kendaraan,” ungkap Tumanggor.

Terkait potensi penyesuaian target-target implementasi B30, APROBI menyerahkannya kepada kebijakan pemerintah. Tumanggor bilang, pemerintah juga perlu mempertimbangkan ongkos produksi dari CPO menjadi biodisel sekitar US$ 100 per ton sebelum mengambil kebijakan lanjutan terkait implementasi B30.

Sebagai catatan, program implementasi B30 sudah berlangsung sejak awal Januari lalu. Pemerintah pun memproyeksikan B30 dapat menyerap kebutuhan biodisel sebanyak 9,59 juta kiloliter pada tahun ini.

Baca Juga: Tertekan Wabah Corona dan Perang Harga Minyak, Begini Proyeksi Harga CPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×