Reporter: Abdul Wahid Fauzie |
JAKARTA. Pelemahan daya beli masyarakat terhadap barang elektronik terus saja terjadi. Krisis Amerika yang berimbas ke Indonesia terus menggerus penjualan elektronik. Setelah pada September penjualan elektronik turun 12%, rupanya pada Oktober penjualan elektronik tidak bergerak.
Jika pada September penjualan elektronik terpangkas akibat jumlah hari kerja yang masih belum optimal. Namun, kali ini penjualan elektronik terpangkas akibat terus melemahnya daya beli masyarakat terutama di luar Pulau Jawa. "Karena penjualan luar Jawa terus terkoreksi, maka pada Oktober kemungkinan akan sama dengan September," kata Agus Subiantoro, Ketua Electronics Marketer Club (EMC), kemarin.
Artinya, penjualan elektronik pada Oktober adalah Rp 1,5 triliun. Sebabnya, pada September penjualan elektronik anjlok sebesar 12% dari Rp 1,7 triliun pada Agustus menjadi Rp 1,5 triliun pada September. "Penurunan terparah adalah di Pulau yang mengalami penurunan harga komoditi seperti Sumatera," paparnya.
Kejadian ini tentunya membuat banyak perusahaan mengalami gangguan keuangan untuk menjaga kelangsungan produksi. "Pemangkasan produksi itu wajar dilakukan," tegas Agus. Oleh karena itu, sudah ada beberapa produsen yang berencana menurunkan kapasitas produksinya. Berdasarkan data Departemen Perindustrian (Depperin), ada lima produsen elektronik yang berniat memangkas produksinya.
Kelima perusahaan itu adalah PT Panasonic Indonesia yang menurunkan kapasitasnya sebesar 5%-10%. Pemangkasan produksi terjadi pada produk pompa air, kamera, video, lemari es, televisi, dan pemutar DVD. Sementara itu, PT Panggung Elektronik juga memangkas produksinya sebesar 5%-10% untuk produk tape, televisi, dan audio magnetic. PT Toshiba juga memangkas 10% produksi LCD televisi dan lemari es. PT Sharp Electronics Indonesia ikut memangkas 5% produksi televisi, dan terparah adalah PT LG Electronic Indonesia memangkas hingga 20% produksi lemari es dan televisinya.
Direktur Industri Elektronik Depperin Syarif Hidayat membenarkan ada beberapa perusahaan yang telah menurunkan kapasitas produksinya. "Kelima perusahaan itu telah menyampaikan secara lisan," katanya. Namun, ia belum mau mengatakan berapa besar penurunan produksi yang dilakukan oleh kelima perusahaan tersebut. "Saat ini masih didata," paparnya.
Deputy General Manager Marketing Division PT Sharp Elektronics Indonesia Iffan Suryanto membenarkan jika perusahaannya telah menurunkan kapasitas produksinya televisi sebesar 5%. Menurutnya, penurunan produksinya ini akan dilakukan hingga satu-dua bulan ke depan. Iffan bilang pemangkasan ini dilakukan lantaran terjadi pelemahan daya beli terutama di Pulau Sumatera. "Kalau awal tahun depan pasarnya bagus, maka kita akan naikkan kembali," katanya.
Sayang, KONTAN tidak berhasil meminta konfirmasi produsen elektronik lain. General Manager PT LG Electronic Indonesia Budi Setiawan enggan mengomentari kabar tersebut. "Saya tidak bisa komentar," tegasnya singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News