kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen komponen otomotif lokal berharap kebagian berkah kendaraan listrik


Kamis, 08 November 2018 / 17:48 WIB
Produsen komponen otomotif lokal berharap kebagian berkah kendaraan listrik
ILUSTRASI. PRESIDEN MENJAJAL MOTOR LISTRIK GESITS


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pelaku usaha di sektor komponen otomotif lokal gembira dengan akan diproduksinya mobil dan motor listrik di Tanah Air. Dengan produksi kendaraan listrik maka komponen lokal bisa terserap.

Sebelumnya diketahui, pengkajian terhadap rancangan Peraturan Presiden tentang kendaraan bermotor listrik telah selesai. Kementerian Perindustrian diketahui resmi mengirim draf kebijakan tersebut kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk dikoordinasikan dan dimintakanpersetujuan dari Presiden Joko Widodo.

Beberapa rinciannya mengatur tentang pemberian fasilitas fiskal seperti bea masuk ditanggung pemerintah, pembiayaan ekspor dan bantuan kredit modal kerja untuk pengadaan battery swap. Salah satu sektor industri yang bakal bersinggungan dengan hal ini tak lain produsen komponen otomotif alias onderdil.

Wan fauzi, sekjen Perhimpunan Industri Kecil dan menengah Komponen Otomotif (PIKKO) mengatakan kalau untuk baterai sebenarnya itu bisa dimanfaatkan pembuat kendaraan listrik.

Ia mencontohkan komponen motor listrik Gesits yang dibuat PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi, dimana produsen kendaraan dapat menyuplai kebutuhan komponennya.

"Sedangkan kami pembuat komponennya jadi kami tidak dapat apa-apa, kecuali pembuat komponen nya mendapat bantuan modal kerja. Karena kalau baterai saja kan dapat diimpor," ungkap Wan kepada Kontan.co.id, Kamis (8/11).

Namun, untuk saat ini, Wan mengaku pihak produsen motor Gesits sudah mau melibatkan produsen komponen lokal untuk pembuatan samplenya.

Mengenai investasi yang dibutuhkan, Wan belum dapat merincikannya sebab semua berpulang pada kebutuhan Agen Pemegang Merk (APM) kendaraan listrik masing-masing. "Biasanya tergantung kemampuan dan komponen apa yg akan di buat di setiap perusahaan," katanya.

Satu hal yang diharapkan produsen komponen lokal, kemauan pemerintah untuk membantu permodalan investasi mesin produksinya. Investasi di bidang peralatan metal working (tooling), kata Wan, meliputi beberapa jenis seperti dies, mould, jigs dan fixture.

Sebelumnya Wan mengatakan bahwa pabrikan bakal menyesuaikan secara bertahap transisi menuju kendaraan listrik ini. Ditengah kondisi pelemahan rupiah, bisnis komponen masih dibayangi mahalnya harga bahan baku.

Material komponen yang mayoritas 80% didapatkan dari impor menjadi mahal. Sementara naiknya harga material belum diimbangi dengan kenaikan harga produk. "Bisa dibilang 80%-90% ongkos produksi dari material, maka untuk dapat margin 5% saja sudah untung," sebut Wan.

Sementara itu Hamdani Zulkarnaen Salim, Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengakui bahwa memang ada teknologi produksi yang berbeda antara mobil listrik dengan mobil berbahan bakar konvensional.

"Battery mobil listrik itu beda dengan battery lead acid sekarang baik secara teknologi dan proses pembuatannya," komentarnya.

Mengenai kesediaan memproduksi dan potensi baterai jenis tersebut, Hamdani yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) ini enggan berspekulasi lebih jauh. Kalau soal pasar, katanya, tentu mengacu pada permintaan yang ada saat itu.

Sebelumnya dikabarkan anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak dibidang komponen PT Bakrie Otoparts bersiap untuk investasi di sektor kendaraan listrik, hanya saja tidak spesifik di produksi onderdil saja. Perseroan mencuil bisnis pelayanan transportasi kawasan, yakni berupa moda transportasi bus listrik.

Di bisnis ini, BNBR diketahui mengalokasikan investasi sekitar US$ 250 juta hingga US$ 300 juta dalam dua tahun hingga tiga tahun ke depan. Direktur Utama BNBR, Bobby Gafur Umar menyebutkan, untuk pengembangan bisnis itu, termasuk transfer teknologi, BNBR akan menggandeng perusahaan otomotif dan teknologi asal China, BYD Auto Co Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×