kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Produsen minuman alkohol pangkas 30% pegawai


Rabu, 29 September 2010 / 01:18 WIB
Produsen minuman alkohol pangkas 30% pegawai


Reporter: Gloria Haraito | Editor: Cipta Wahyana

JAKARTA. Kenaikan cukai alkohol bukan hanya memukul industri minuman dengan kadungan alkohol di bawah 5% alias golongan A. Pengusaha minuman alkohol golongan B dan C juga ikut merasakan dampak kenaikan cukai alkohol.

Eko Putranto, Anggota Asosiasi Produsen dan Pedagang Minuman Mengandung Etil Alkohol (Aspromia) menjelaskan, kenaikan cukai itu memicu kenaikan harga. Ambil contoh, harga minuman alkohol golongan B1 yang tadinya dijual Rp 13.000 per botol naik 153,8% menjadi Rp 33.000 per botol.

Harga yang selangit ini membuat pengusaha sulit menjual alkohol. Padahal, di saat yang sama, biaya operasional terus membengkak.

Imbasnya 90 perusahaan anggota Aspromia mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). "Dari total 5.000 karyawan di industri ini, sudah ada PHK sebanyak 30%, terutama terjadi di Jawa Timur," ujar Eko Selasa (28/9). Penjualan minuman beralkohol golongan B dan C juga anjlok akibat harga jual yang tinggi. Hingga akhir tahun, Eko meramal, penurunan penjualan itu bisa mencapai lebih dari 30%.

Sekadar catatan, sejak April silam, cukai minuman alkohol golongan A dengan kadar alkohol 0%-5% mencapai Rp 11.000 per liter, naik dari sebelumnya Rp 2.500-
Rp 3.000 per liter. Adapun cukai minuman golongan B dengan kadar alkohol 5%-20% naik menjadi Rp 30.000 per liter dari sebelumnya Rp 5.000-Rp 10.000 per liter.

Sementara, produk golongan C dengan kadar alkohol lebih dari 20% terkena cukai Rp 40.000 per liter dari sebelumnya Rp 20.000-Rp 30.000 per liter. Kenaikan tarif cukai sekitar 33% sampai 500% tersebut merupakan kompensasi sejak pemerintah menghapuskan Pajak Penjualaan Barang Mewah (PPnBM) produk minuman beralkohol.

Eko menambahkan, sebetulnya, kalangan pengusaha menyesalkan keputusan pemerintah menggabungkan golongan B1 dan B2 menjadi golongan B. Dulu, golongan B1 dengan kadar alkohol 5%-15% hanya terkena tarif cukai Rp 5.000 per liter. Sedangkan golongan B2 dengan kadar alkohol 15%-20% terkena tarif cukai Rp 10.000 per liter.

Kini, akibat penyeragaman tarif cukai itu, produsen minuman beralkohol golongan B1 sangat terpukul. Padahal, menurut Eko, minuman beralkohol golongan B1 menyumbang penjualan 80% dari total minuman alkohol golongan B dan C. Sementara porsi minuman alkohol golongan C hanya sekitar 5%.

Sebelumnya, para produsen juga sempat menghentikan kegiatan produksi sejak April. Di saat itu, mereka berharap pemerintah mau mengubah kebijakan sementara mereka menjual persediaan yang ada. Namun, karena pemerintah tak mengubah kebijakan hingga hari ini, para produsen mulai berproduksi sejak Juni dan Juli silam.

Oplosan marak

Kenaikan harga minuman beralkohol itu juga mulai menggangu bisnis para pedagang jamu yang menggunakan anggur sebagai bahan baku. Harga yang mahal membuat pedagang jamu menahan pembelian anggur. Ini menyebabkan omzet mereka menurun.

Dampak yang tak kalah berbahaya dari situsi ini adalah semakin maraknya peredaran minuman beralkohol oplosan. Eko mensinyalir, banyak masyarakat yang ingin mendapatkan efek mabuk tak mampu membeli minuman alkohol mencampur minuman dengan alkohol yang ada di apotek secara sembarangan. Padahal tak semua alkohol bisa diminum.

Bila diminum, alkohol bermetanol yang biasa dijual di apotek bisa mengakibatkan kematian. Sampai Juni tahun ini, tercatat ada 109 kasus kematian akibat mengonsumsi minuman alkohol oplosan.

Eko mengaku, Aspromia sudah bertemu dengan Bea Cukai, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian. Lantaran tak mendapat tanggapan, Eko hanya bisa pasrah. Ia tak berani memperkirakan prospek industri minuman beralkohol ini di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×