kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen pakan ternak impor 2 juta ton jagung untuk amankan pasokan bahan baku


Kamis, 26 Mei 2011 / 16:17 WIB
Produsen pakan ternak impor 2 juta ton jagung untuk amankan pasokan bahan baku
ILUSTRASI. Kota Athena di Yunani dianggap sebagai salah satu kota tertua di dunia. Di kota ini, ilmu pengetahuan, filsafat, dan seni berkembang sangat pesat.


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Meningkatnya produksi daging ayam dan telur nasional juga berimbas pada kenaikan permintaan pakan ternak. Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) menyatakan tahun ini konsumsi pakan ternak nasional diperkirakan mencapai 10,3 juta ton. Jumlah ini naik 4,04% ketimbang tahun 2010 lalu yang sebesar 9,9 juta ton.

Ketua Umum GPMT Sudirman mengatakan di Indonesia, sekitar 80% pakan ternak dikonsumsi oleh peternakan ayam baik peternakan ayam petelur maupun pedaging. Nah, untuk memproduksi pakan ternak sekitar 10,3 juta ton ini, dibutuhkan bahan baku jagung sekitar 5 juta ton. "Kebutuhan jagung adalah 50% dari total produksi pakan," ujarnya kemarin.

Sayangnya, anomali iklim yang terjadi sejak tahun lalu membuat produksi jagung nasional menurun. Pasokan jagung lokal pun ikut tersendat. Alhasil, para produsen pakan ternak harus mengimpor jagung. Sudirman bilang, tahun 2010 lalu, dari rata-rata kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak yang sebesar 5 juta ton, hanya bisa dipenuhi dari jagung lokal sekitar 3,5 juta ton, sehingga harus ditambal dengan jagung impor sekitar 1,5 juta ton.

Anomali cuaca tak hanya membuat para produsen pakan ternak kesulitan mendapatkan pasokan jagung lokal. Akibat kelembaban tinggi, kata Sudirman industri juga sulit mendapatkan pasokan jagung yang memenuhi standar kualitas. Asal tahu saja, pabrik pakan ternak membutuhkan jagung dengan tingkat kadar air sekitar 14% - 15%, tingkat kotoran maksimal 1%, dan kadar aflatoksin maksimal 10 ppm.

Nah, melihat pengalaman tahun sebelumnya, Sudirman bilang tahun ini para produsen pakan ternak tidak berani mengambil risiko kekurangan pasokan bahan baku. Sehingga, "Impor jagung untuk pakan ternak bisa mencapai sekitar 2 juta ton," jelasnya. Impor jagung ini sudah mulai masuk dalam beberapa bulan terakhir.

Sudirman menambahkan, para produsen pakan ternak mengimpor jagung dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Brazil, Argentina, India, Thailand dan Myanmar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam tiga bulan pertama tahun ini impor jagung Indonesia sudah mencapai 609.635 ton dengan nilai US$ 181,365 juta.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Udhoro Kasih Anggoro mengakui, anomali iklim memang berdampak pada produksi jagung nasional. Ia mengatakan, kebutuhan jagung nasional sekitar 13 juta ton. Dalam hitungannya, dari jumlah konsumsi jagung nasional, sekitar 7 juta ton terserap ke industri pakan ternak.

Harga pakan stabil

Meski harga jagung internasional masih berfluktuasi, namun Sudirman bilang sejak dua bulan terakhir harga pakan ternak cukup stabil. "Harga pakan ternak sudah naik sekitar Rp 600 per kg sejak akhir tahun lalu. Saat itu harga jagung internasional sekitar Rp 3.600 - Rp 3.700 per kg," katanya.

Ia mencontohkan, harga pakan ternak sejak dua bulan lalu hingga saat ini masih berkisar Rp 5.300 - Rp 5.500 per kg. Sebelumnya, harga pakan ternak sekitar Rp 4.800 per kg. "Kalau harga jagung internasional tidak naik lebih dari Rp 3.800 per kg, harga pakan ternak masih akan stabil," ujar Sudirman.

Sementara itu, saat ini harga jagung internasional sedikit terkoreksi menjadi Rp 3.400 - Rp 3.300 per kg. "Dengan kualitas yang sama, harga ini masih lebih rendah dari harga jagung lokal yang masih sekitar Rp 3.600 per kg," jelas Sudirman.

Tapi, karena dalam satu sampai dua bulan ke depan impor jagung masih akan masuk dalam jumlah besar, Sudirman mengatakan pabrik pakan akan kenyang bahan baku. Bahkan, para produsen pakan ternak yang biasa membeli jagung lokal mulai menghentikan pembeliannya. Akibatnya, "Ini akan berdampak pada turunnya harga jagung lokal," katanya.

Meski harga jagung lokal turun, tapi Sudirman bilang harga jagung lokal tidak akan bisa kembali ke harg normal. "Harga jagung masih akan tetap diatas Rp 3.000 per kg," katanya. Padahal, dalam kondisi normal, harga jagung lokal sekitar Rp 2.400 per kg.

Sebelumnya, Sekretaris Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola juga bilang ke depan harga jagung belum akan mengalami koreksi tajam. Pasalnya, kenaikan produksi belum bisa mengimbangi kenaikan permintaan. Apalagi, "Jagung sekarang tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan tapi juga dikonversi menjadi energi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×