kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Program B40, Dilema Prioritas Komoditas CPO untuk Pangan atau Energi


Kamis, 27 Juni 2024 / 20:27 WIB
Program B40, Dilema Prioritas Komoditas CPO untuk Pangan atau Energi
ILUSTRASI. Pengembangan Biodiesel: Usher memperlihatkan produk biodiesel saat pameran Trade Expo Indonesia di Tangerang, Banten, Jum'at (21/10/2022). Kementerian Perindustrian menyampaikan pemerintah masih fokus pada pengembangan program campuran biodiesel 20% dan 30% atau B20 dan B30 sebelum melangkah lebih lanjut pada program B40.KONTAN/Baihaki/21/10/2022


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, memang ada dilema B40 akan bermanfaat sebagai alernatif untuk transisi energi sehingga akan memberikan manfaat lingkungan yang lebih besar.

"Pemerintah pun perlu memperhatikan dari sisi bisnis apakah akan menguntungkan bagi pengusaha sawit atau tidak. Dari sisi penerimaan negara, hingga keberpihakan kepada petani terkait harga CPO," ungkapnya kepada KONTAN, Kamis (27/6).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Palmoil Agribusiness Strategic Policy Institu (PASPI), Tungkot Sipayung mengatakan Program biodiesel B40 atau bauran solar dengan 40% minyak sawit dapat menghemat devisa kisaran US$ 13-15 miliar.

"Semakin meningkat mandatory biodiesel berarti kita menggunakan impor solar yang semakin sedikit, sama dengan kita menghemat devisa. Tahun lalu kita bisa menghemat US$ 11 miliar, kalau naik B40 itu bisa USD 13-15 miliar tergantung harga solar internasional," ungkap Tungkot kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Pasokan CPO Belum Bisa Mencukupi Mandatori B50

Pengusaha Sawit Genjot Produksi

Untuk menyambut kebijakan program B40, beberapa pengusaha sawit akan memacu produksinya.

Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Stefanus Darmagiri mengatakan, penggunaan biodiesel yang lebih besar akan memberikan dampak positif terhadap industri kelapa sawit di mana dapat meningkatkan permintaan kelapa sawit di dalam negeri serta dapat mengurangi ketergantungan ekspor karena penjualan kelapa sawit nasional ke pabrik biodiesel lokal akan meningkat.

"Penggunaan minyak kelapa sawit untuk bahan baku biodiesel juga memiliki dampak yang penting dalam menurunkan impor solar, sehingga pemerintah dapat menghemat cadangan devisa," ungkapnya kepada Kontan.co.id.

Stefanus menambahkan, dengan adanya kenaikan permintaan CPO untuk bahan baku biodiesel, hal ini dapat menjadi katalis positif untuk harga CPO yang secara tidak langsung mendukung terhadap kinerja perusahaan. SGRO sendiri menargetkan peningkatan produksi CPO sebesar 5% di tahun 2024.

Baca Juga: Penerapan Program B40 Diprediksi Bisa Hemat Devisa Hingga US$ 15 Miliar

Salah satu emiten perkebunan sawit terbesar di Indonesia, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyatakan industri kelapa sawit secara umum kini tengah menghadapi stagnansi produksi selama beberapa tahun ini.

"Jadi, secara industri peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit Indonesia memang kini tengah jd prioritas," kata Vice President Investor Relation & Public Affairs Fenny Sofyan kepada KONTAN, Kamis (27/6). Target produksi AALI meningkat 5% setiap tahun.  Hal ini dilakukan dengan program replanting yg secara konsisten tiap tahun 4000-5000 ha dengan menggunakan bibit unggul.

Sekretaris Perusahaan PT  Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) Iqbal Prastowo menilai program B40 baik untuk perkembangan industri sawit di Indonesia. 

Pada dasarnya CSRA selalu menargetkan peningkatan produksi dari tahun ke tahun. Perihal kaitannya dengan program B40, CSRA masih melakukan bisnis hulu dengan memasok CPO ke perusahaan-perusahaan sawit domestik.

Menurut Iqbal, peningkatan angka dari B35 ke B40 pastinya berbanding lurus dengan peningkatan pasokan bahan baku. CSRA hanya memasok bahan baku ke perusahaan sawit domestik dan belum terjun ke bisnis hilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×