kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,85   2,25   0.25%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerapan Program B40 Diprediksi Bisa Hemat Devisa Hingga US$ 15 Miliar


Kamis, 06 Juni 2024 / 19:13 WIB
Penerapan Program B40 Diprediksi Bisa Hemat Devisa Hingga US$ 15 Miliar
ILUSTRASI. Pekerja memanen kelapa sawit di PTPN VIII Cibungur, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Penerapan Program B40 Diprediksi Bisa Hemat Devisa Hingga US$ 15 Miliar


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI), Tungkot Sipayung mengatakan Program biodiesel B40 atau bauran solar dengan 40% minyak sawit dapat menghemat devisa kisaran US$ 13 miliar sampai US$ 15 miliar.

"Semakin meningkat mandatory biodiesel berarti kita menggunakan impor solar yang semakin sedikit, sama dengan kita menghemat devisa. Tahun lalu kita bisa menghemat US$ 11 miliar dolar, kalau naik B40 itu bisa (dihemat) US$ 13 miliar sampai US$15 miliar tergantung harga solar internasional," ungkap Tungkot kepada Kontan, Kamis (06/06).

Ia menambahkan, jika harga solar semakin mahal maka mandatory biodiesel bisa semakin meningkatkan nilai devisa yang diselamatkan.

Baca Juga: Apkasindo: Program B50 Bakal Antarkan Indonesia Jadi Negara Pengimpor CPO

Meski begitu, ia memberikan catatan pada pemerintah untuk penerapan B40, yang digadang-gadang akan berjalan di tahun depan. 

"Secara teknikal dan kebijakan tidak ada masalah, cuma timing (waktu) yang perlu diperhatikan, misalnya kalau itu tidak dibutuhkan untuk mendongkrak harga internasional, tidak perlu kita paksakan, tapi ketika itu perlu bisa lakukan lagi," jelasnya.

Secara kapasitas produksi, dirinya mengatakan Indonesia masih sanggup melakukan B40. Namun, pemerintah juga harus memperhatikan harus segera menggenjot produksi sawit jika kedepan ingin meningkatkan ke B50 atau bahkan B100.

Baca Juga: Biodiesel Tak Dilirik Banyak Emiten CPO

"Kalau dari produksi (sawit) memungkinkan, kalau ini (produksi sawit) bisa mendekati 80 juta ton pertahun atau dapat mendekati 100 juta ton, kebutuhan biodiesel kita dan pangan dalam negeri itu hanya 25 juta ton untuk B40, jadi kita masih bisa mengekspor 75 juta ton," jelasnya.

Namun, kembali dengan catatan target peningkatan ini hanya bisa dicapai jika pemerintah menggenjot produksi melalui mandatori Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

"Tapi kalau tidak dilakukan peningkatan produksi itu akan terjadi pengurangan CPO, oleh sebabnya PSR harus dijalankan," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×