kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Properti Residensial Unjuk Gigi


Selasa, 29 Desember 2009 / 18:02 WIB
Properti Residensial Unjuk Gigi


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Danto |

ERA kebangkitan properti residensial atau perumahan (landed house) akan datang kembali. Setelah sempat limbung terimbas krisis global hingga kuartal ketiga tahun ini, di tahun 2010, penjualan properti residensial, baik itu rumah, ruko, maupun apartemen akan menggeliat lagi.

"Penjualan rumah masih meningkat. Tahun ini mencapai Rp 30 triliun sedangkan tahun depan menjadi Rp 34 triliun," ramal Panangian Simanungkalit, pengamat properti dari Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI). Sebaliknya, penjualan properti komersial seperti perkantoran, mal, dan pusat perdagangan (trade center) akan melambat atau cenderung stagnan.

Panangian melihat, prospek penjualan perumahan dengan harga di bawah Rp 300 juta di kawasan Jabodetabek akan mencapai 150.000 unit per tahun antara 2010 sampai 2020. Adapun penjualan perumahan dengan harga rata-rata sampai Rp 300 juta per unit mencapai 60.000 unit per tahun selama 10 tahun mendatang.

Jones Lang LaSalle juga melihat prospek yang sama. Data broker, periset, dan penyedia jasa properti ini menunjukkan, sepanjang tahun ini, penjualan kondominium anjlok 30% dan penjualan perumahan menyusut 20%. Namun, di tahun 2010, kondisi ini akan berubah. “Tahun depan, untuk kondominium akan naik 25% dan perumahan 15%, jadi kembali ke kondisi 2008," ujar Director-Head of Strategic Consulting Jones Lang LaSalle, Vivin Harsono.

Direktur PT Ciputra Development Tbk Tulus Santoso dan PR Manager PT Lippo Karawaci Tbk Ria Sorimin lebih optimistis lagi. Keduanya yakin bahwa sektor residensial akan tumbuh lebih dari 25% tahun depan. Alasannya, kondisi perekonomian lebih baik. Selain itu, keunggulan produk mereka juga menjadi faktor lain.
Prospek pasar luar Jawa

Tentu saja, pertumbuhan penduduk juga turut menopang pertumbuhan bisnis properti residensial. Misalnya, kebutuhan rumah di wilayah Jabodetabek sangat besar karena pertumbuhan penduduknya mencapai 8,1 juta jiwa selama tahun 2007-2020. Untuk menampung pertambahan penduduk sebanyak 8,1 juta jiwa itu dibutuhkan rumah setidaknya 2,1 juta unit.

Rengganis Kartomo, pengamat properti Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) memprediksi permintaan residensial kelas menengah dan menengah ke bawah akan tetap paling tinggi.

Namun, menurut Vivien, wilayah Jakarta dan kota-kota besar di Jawa sudah penuh proyek residensial. Karenabta, Vivin menyarankan pengembang berekspansi ke luar Jawa. Sebab, prospek bisnis residensial di luar Jawa tak kalah menarik. Persaingan juga belum sengit.

Ciputra Development merupakan salah satu pengembang yang tengah menyasar pasar residensial di kawasan luar Pulau Jawa. ”Kami sudah survei, terutama di ibukota-ibukota provinsi di luar Jawa, seperti Balikpapan, Samarinda, dan lain-lain,” kata Tulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×