kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.463   7,00   0,04%
  • IDX 6.894   62,20   0,91%
  • KOMPAS100 1.000   9,34   0,94%
  • LQ45 774   6,67   0,87%
  • ISSI 220   2,81   1,30%
  • IDX30 401   2,46   0,62%
  • IDXHIDIV20 475   1,62   0,34%
  • IDX80 113   1,02   0,91%
  • IDXV30 115   0,11   0,09%
  • IDXQ30 131   0,72   0,56%

PTPN X resmikan pabrik bioetanol


Selasa, 20 Agustus 2013 / 15:17 WIB
PTPN X resmikan pabrik bioetanol
ILUSTRASI. Berikut produk-produk kebersihan rumah yang berbahaya bila dicampur.


Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) hari ini, Selasa (20/8) meresmikan pendirian pabrik bioetanol berkapasitas 30 juta liter per tahun. Bioetanol itu diproses dari bahan baku tetes tebu (molasses) yang akan dipasok dari Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, Mojokerto, milik PTPN X.

Bioetanol itu digunakan sebagai campuran bahan bakar premium dan dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermesin. "Ini merupakan pabrik bioetanol berbasis tetes tebu pertama yang dimiliki BUMN. Ke depan tetes tebu harus dimanfaatkan untuk bioetanol," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam siaran pers yang diterima KONTAN.

Pabrik bioetanol PTPN X ini diklaim mampu menghasilkan bioetanol dengan tingkat kemurnian 99,5% yang sangat ramah lingkungan. Dahlan mengatakan, pabrik bioetanol memang ada beberapa di Indonesia. Namun, semuanya adalah bioetanol dengan grade rendah.

"Selama ini kita impor bioetanol yang kualitasnya 99,5% seperti di pabrik ini. Jadi pabrik bioetanol pertama yang dimiliki BUMN ini bisa mengurangi impor," kata Dahlan.

Dahlan menambahkan, sebagai bentuk sinergi BUMN, Pertamina akan membeli bioetanol dari pabrik ini. "Sifatnya mandatory, Pertamina akan beli bioetanol. BUMN bertekad kuat untuk mendorong energi terbarukan," ujar mantan dirut PLN tersebut.

Dirut PTPN X Subiyono mengatakan, pendirian pabrik bioetanol yang terintegrasi dengan pabrik gula diharapkan bisa berkontribusi dalam upaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Tanah Air. "Pabrik ini sekaligus menjadi model bagi pengembangan industri gula yang terintegrasi dari hulu ke hilir, jadi industri gula tidak hanya jualan gula," ujar Subiyono.

Pabrik bioetanol itu sendiri merupakan kerja sama antara NEDO Jepang dan Kementerian Perindustrian. NEDO memberikan hibah melalui Kementerian Perindustrian, yang lalu dikerjasamakan dengan PTPN X.

Total investasi di pabrik bioetanol itu mencapai Rp 461,21 miliar dengan skema pendanaan terdiri atas hibah NEDO Jepang sebesar Rp 150 miliar dan dana internal PTPN X sebesar Rp 311,21 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×