Reporter: Kiki Safitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mewacanakan pulau karantina untuk meminimalisir outbreak alias perluasan endemik penyakit pada sapi impor. Hal ini mengingat bahwa di selama ini Indonesia bergantung pada impor sapi Australia yang dinyatakan bebas PMK (Peniyakit Mulut dan Kuku).
"Kan kalau ada pulau karantina bisa memasukkan sapi dari negara yang belum bebas PMK selain Australia. Sekarang ini kan indukan cuma dari Australia saja yang bebas PMK, mungkin nanti bisa dari negara lain," kata Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kemtan Agus Sunanto, kepada KONTAN.CO.ID, Rabu (2/1).
Ia menyebut di pulau karantina ini beberapa sapi impor akan masuk dari berbagai negara. Misalkan saja India, Brasil dan Kanada. Namun demikian, standarisasi karantina untuk menjamin kesehatan sapi-sapi indukan tetap dilakukan sesuai standar dan prosedur pre shipment inspection. Misalnya dengan pemeriksaan di laboratorium.
Ia berharap dengan adanya pulau karantina, mitigasi perluasan endemi penyakit yang dibawa sapi tidak berkembang ke seluruh pelosok negeri. Sehingga tidak dibutuhkan upaya yang besar dalam mengatasi perluasan penyakit yang ditularkan sapi. "Harapannya kita bisa meminimalkan resiko apabila ada outbrek penyakit yang di bawa sapi. Kan kalau dari negara yang belum bebas PMK, kita harus cari pulau yang bisa mengamankan apabila terjadi outbreak," tegasnya.
Dengan adanya pulau karantina, maka kemungkinan penyakit yang dibawa sapi akan terhenti di satu pulau dan tidak menyebar luas.
Kebijakan ini juga di sambut baik oleh Anggota Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Achmad. Ia berharap langkah ini bisa diterapkan secara konsisten, mengingat selama ini setiap importir sapi memiliki karantina sendiri untuk menjamin sapinya terbebas dari penyakit.
"Pulau karantina itu persoalannya kan untuk sapi masuk dan mengamankan supaya tidak ada penyakit. Saya sebagai importir senang, jika itu diterapkan karena kalau sekarang ini karantina hewan masih terpecah-pecah," ungkapnya.
kiki.safitri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News