CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Punya Peran Krusial, Pelaku Usaha Minta Pemerintah Lirik Hilirisasi Tembaga


Minggu, 17 September 2023 / 17:33 WIB
Punya Peran Krusial, Pelaku Usaha Minta Pemerintah Lirik Hilirisasi Tembaga
ILUSTRASI. Pertambangan tembaga Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Batu Hijau,?Sumbawa Barat, NTB.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hilirisasi tembaga dinilai belum berjalan optimal jika dibandingkan komoditas mineral seperti nikel. Padahal, tembaga dinilai punya peran krusial ke depannya. Belum lagi, serapan konsentrat tembaga dalam negeri saat ini belum bisa menampung seluruh kapasitas produksi yang ada.

Pelaku usaha pun berharap pemerintah dapat lebih menaruh perhatian pada upaya hilirisasi tembaga serta menerapkan kebijakan yang turut memperhatikan kelangsungan bisnis.

Selain itu, usulan penerapan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) atau kewajiban pasok dalam negeri untuk komoditas konsentrat tembaga kembali mencuat.

Pelaku usaha menilai langkah ini dapat dipertimbangkan pemerintah mengingat adanya potensi pasokan tembaga yang tidak terserap di dalam negeri jika larangan ekspor tembaga diberlakukan.

Baca Juga: Harita Nickel Mengokohkan Posisi sebagai Jawara Tambang Nikel Terpadu di Indonesia

Ketua Umum Indonesian Mining Association (IMA) Rachmat Makkasau mengungkapkan, ke depannya produksi tembaga Indonesia bakal terus meningkat. Sayangnya, tingkat serapan di dalam negeri masih minim.

"Kita hanya pakai 25%-30% dari kapasitas produksi kita sehingga 70%-nya diekspor," kata Rachmat dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Tantangan dan Kebijakan Hilirisasi di Indonesia” di Menara Kompas, Jumat (15/9).

Rachmat mengungkapkan, pada tahun 2024 mendatang total smelter tembaga yang beroperasi di Indonesia sebanyak 4 smelter. Total serapan tembaga diprediksi mencapai 1,2 juta ton.

Dengan produksi konsentrat tembaga yang terus meningkat ke depannya, Indonesia diprediksi masih akan mengalami surplus hingga 2040 mendatang.

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah menaruh perhatian pada kondisi ini. Menurutnya, perlu ada upaya untuk menjaring investasi dalam mendorong hilirisasi maupun industrialisasi sektor tembaga.

Selain itu, dalam masa transisi energi yang berjalan saat ini secara global, permintaan nikel dan tembaga bakal meningkat sekitar 3% hingga 4% ke depannya. Permintaan ini berpotensi meningkat hingga 4% hingga 5% jika negara-negara global melakukan akselerasi dalam transisi energi.

Baca Juga: Kemenperin Dorong Hilirisasi Silika untuk Pengembangan Industri Semikonduktor

Sementara itu, VP Government Relations and Smelter Technical Support PT Freeport Indonesia Harry Pancasakti mengungkapkan, kebijakan investasi dari sisi hilir akan ikut mempengaruhi sektor hulu.

Menurutnya, investasi di sektor hulu umumnya jauh lebih tinggi ketimbang sektor hilir. Selain itu, pengambilan keputusan investasi untuk sektor hulu harus dilakukan dari jauh-hari.




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×