kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya potensi besar, pemain bisnis coworking space makin bejibun


Jumat, 26 Januari 2018 / 22:16 WIB
Punya potensi besar, pemain bisnis coworking space makin bejibun
Jasa Penyewaan Ruang Kerja Bersama alias Co-working Space


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek ruang perkantoran bersama alias co-working space semakin bersinar di Indonesia. Ini terbukti dari ekspansi yang cukup masif dilakukan perusahaan pengelola bisnis tersebut beberapa tahun belakangan.

Tak hanya itu, perusahaan properti atau pemilik gedung perkantoran juga mulai melirik cuan dari bisnis ruang kantor bersama tersebut. Sebagian lantai dari perkantoran existing yang sudah beroperasi mulai disulap menjadi co-working space.

Begitu juga dengan proyek gedung kantor yang sedang dalam proses konstruksi, sebagian lantai sudah dialokasikan untuk mencari peluang di bisnis tersebut.

Terbaru datang dari Raam Punjabi. Presiden Direktur PT Tripar Multivision Plus ini membawa perusahaan yang dipimpin melakukan ekspansi bisnis ruang kantor bersama dengan mendirikan unit usaha Greenhouse.

Green house telah mengoperasikan co-working space pertamanya di Multivision Tower yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatan yaitu gedung perkantoran yang dimiliki Tripar Multivision dan selama ini dipakai sendiri oleh perusahaan. Dua lantai dari perkantoran tersebut seluas 1.800 meter persegi (m2) disulap menjadi ruang kantor bersama dengan konsep green.

Raam Punjabi memutuskan untuk masuk ke bisnis co-working space karena menurutnya ruang kantor bersama itu adalah fasilitas yang bisa menghasilkan entrepreneur baru. Sementara dirinya melihat entrepreneurship di Indonesia masih sangat kurang sehingga lewat ruang kantor diharapkan para anak muda yang memiliki ide bisa saling berinteraksi dan pada akhirnya bisa berkolaborasi menghasilkan sebuah bisnis baru.

"Saya melihat ini co-working space ini adalah future karena Indonesia masih kurang entrepreneur dibanding negara lain. Dengan bergabung di sini maka akan muncul gairah dari anak-anak muda menjadi entrepreneur. Dengan fasilitas yang kita sediakan, yang muda-muda bisa bertemu dengan perusahaan dari luar negeri yang ada di sini dan mereka akan semakin percaya diri untuk jadi pengusaha, " kata Raam di Jakarta, Jumat (26/1).

Selain ingin turut mendorong entrepreneur, alasan Raam masuk bisnis tersebut karena memang prospek akan semakin bagus ke depan. Sementara di Indonesia jumlah co-working space juga belum terlalu banyak, tidak sebanding dengan yang ada di China yang jumlahnya sudah mencapai 900.

Greenhouse terdiri dari 208 unit ruangan yang bisa disewakan harian sampai satu tahun. Meskipun baru dioperasikan pada 1 Januari 2018, Raam bilang, sudah 50% dari ruangan tersewakan dengan rata-rata masa sewa enam bulan.

"Penyewanya ada Amazon, Google, dan high profile company lainnya. Dengan tersewanya 50% ruang yang kita sediakan, itu bukti bahwa keinginan anak muda menjadi wirausaha cukup tinggi, "katanya.

Adapun investasi yang digelontorkan untuk mengembangkan Greenhouse Multivision Tower di bawah US$ 5 juta. Menurut Raam, investasi tersebut akan menjadi investasi yang menguntungkan. Hanya saja, dia tidak menyebutkan target pendapatan yang dibidik dari bisnis co-working space ke depan.

Ke depan, Greenhouse masih akan terus melakukan ekspansi ruang kerja bersama. Raam mengatakan, tahun depan pihaknya berencana menambah dua co-working space lagi di Jakarta.
"Perusahaan-perusahaan start up akan lebih memilih berkantor di co-working space. Jadi investasi kami tidak akan berhenti di sini, "ujarnya.

Sementara pengembang lain yang juga sudah lebih dulu masuk bisnis Co-working adalah PT Intiland Development Tbk (DILD) di mana saat ini sudah memiliki dan mengoperasikan tiga co-working. Pertama, SUB Co yang berlokasi di kawasan Tierra, Darmo Harapan, Surabaya Barat beroperasi mulai Desember 2015.

Kemudian, SUB Co 2 yang lokasinya masih di area yang sama. Dan ketiga, SUB Co Spazio dibuka pada akhir 2017 dan berlokasi di kawasan perkantoran Spazio Surabaya.


Thresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan DILD menyakini prospek co-working space akan kian baik. "Kebutuhannya akan semakin tinggi seiring dengan berkembangnya start up business, dan industri kreatif dan e-commerce di Indonesia." katanya.

Theresia mengatakan, peluang Intiland untuk menambah co-working space masih terbuka lebar. Namun, ekspansi perlu dilakukan dengan hati-hati, serta perlu juga mengukur tingkat kebutuhan pasar. Menurutnya, lokasi, lingkungan, dan aksesibilitas menjadi faktor penting dalam mengembangkan ruang kantor bersama.

Dia menambahkan, lokasi yang prospektif untuk pengembangan co-working space adalah di area yang dekat dengan pusat kegiatan bisnis dan keramaian. "Lokasi-lokasi tersebut akan memudahkan bagi para entrepreneur muda untuk menjangkau dari tempat tinggalnya maupun juga di area bisnis komersial." katanya.

Tak ketinggalan, Ciputra Group juga tertarik dengan potensi cuan co-working space. Perusahaan ini berencana mengalokasikan beberapa lantai di Tokopedia Tower di Ciputra World Jakarta 2 untuk dikembangkan jadi ruang kerja bersama.

Kehadiran Tokopedia sebagai tenant utama yang mengisi perkantoran tersebut diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi para perusahaan e-commerce untuk masuk ke office tower dengan luas bersih 63.000 meter persegi (m2).

Arthadinata Djangkar, Direktur Ciputra Group melihat, saat ini banyak entrepreneur muda bermunculan terutama yang berbasis start up yang membutuhkan kantor-kantor kecil dengan konsep co-working space.

Namun, dia belum bisa menyampaikan berapa luasan dari Tokopedia Tower yang akan disiapkan sebagai co-working space dan detail rencana pengembangannya. "Ini masih kami rundingkan. Belum ada bisa disampaikan sekarang, " ujarnya.

Masih berdekatan dengan Tokopedia Tower, PT Pollux Properties Indonesia juga berencana mengembangkan co-working space di World Capital Tower (WCT) Kuningan. "Ada sekitar 2 lantai yang sedang kita negosiasi kan untuk disewakan ke perusahaan co-working space," kata Michael Tanuwijaya, Direktur Pollux.

Michael melihat, permintaan co-working space ke depan akan semakin besar sejalan dengan perkembangan bisnis e-commerce.

WCT merupakan proyek perkantoran yang berdiri di lahan seluas 8.000 m2 dengan area bangunan mencapai 84.000 m2 dan dilengkapi area ritel tiga lantai seluas 3.000 m2. Sekitar 30% merupakan perkantoran strata dan selebihnya sewa. Saat ini pembangunannya masih berlangsung dan ditargetkan beroperasi pada kuartal I 2019.

Sementara Perusahaan penyedia dan pengelola co-working space yang gencar melakukan ekspansi datang dari EV Hive. Perusahaan yang telah diinkubasi oleh East Ventures telah memiliki ruang kerja bersama di 10 lokasi dengan total luas area mencapai 17.000 meter persegi (m2). Padahal, perusahaan ini baru berdiri tahun 2015.

Tahun ini, EV Hive menargetkan akan membuka 30 lokasi lagi co-working space di berbagai lokasi seperti Jakarta, Medan, Yogyakarta, Bandung dan lain-lain. Hingga saat ini, EV Hive telah menggelontorkan US$ 4,5 juta untuk pengembangan bisnis co-working space di Indonesia.

EV Hive telah mendapatkan suntikan modal sekitar US$ 4,5 juta dari sejumlah investor di antaranya Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), Sinar Mas Land, Insigna Ventures, lntudo Ventures, dan Jacumen lnvestments.

Dalam melakukan ekspansi, EV Hive perusahaan tidak melakukan pembelian kantor secara langsung tetapi dengan menyewa space gedung-gedung perkantoran atau bekerjasama dengan developer. Selain itu, perusahaan ini juga merancang strategi untuk berpartner dengan para komunitas lokal, sekaligus menghubungkan setiap orang dalam ekosistem kami.

Lokasi co-working space yang dimiliki EV Hive di antaranya berada di JSC Hive di Kuningan, D.Lab di Menteng, The Breeze di BSD Tangerang, Satellite di SCBD, The Maja di Kebayoran Baru, Tower @IFC di Jakarta Pusat, City @ Plaza Kuningan di Kuningan, Dimo di Menteng dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×