Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mengembangkan produk olahan dari komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) menjadi berbagai produk oleokimia.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi, mengatakan dalam rangka melakukan diversifikasi usaha, PKT akan melakukan pengembangan industri oleochemical dan turunannya yang merupakan produk lanjutan dari CPO atau kelapa sawit.
“Langkah ini juga menjadi salah satu strategi pengembangan PKT, guna turut memaksimalkan potensi sektor kelapa sawit dan memastikan proses peningkatan nilai tambah dari hilirisasi industri sawit bisa dilakukan sepenuhnya secara in-house di Indonesia,” terang Rahmad dalam rilis yag diterima Kontan.co.id, Kamis (15/7).
Baca Juga: Pupuk Kaltim hadirkan fasilitas pendanaan bagi distributor pupuk non subsidi
Diketahui, terdapat berbagai produk Oleokimia turunan CPO, dimulai dari kegunaannya untuk bahan bakar alternatif seperti biodiesel, bahan industri sabun, bahan penghasil busa, bahan pelumas, industri tekstil, kosmetik, hingga minyak goreng dan margarin.
Data dari Gabungan pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat bahwa ekspor minyak sawit mentah atau CPO mencapai 28,27 juta ton di 2020, sedangkan produk turunan oleokimia yang diekspor hasil produksi dalam negeri tercatat hanya 3,87 juta ton, sehingga dapat dilihat hilirisasi produk CPO dalam negeri masih menyimpan potensi lebih.
Sehingga produk oleokimia turunannya akan digencarkan untuk dilakukan di dalam negeri, baik untuk kebutuhan substitusi impor di ranah domestik maupun promosi ekspor.
Upaya hilirisasi industri kelapa sawit di Indonesia saat ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jalur hilirisasi yakni oleopangan, oleokimia dan biofuel.
PKT saat ini tengah melakukan penyusunan kajian untuk membangun pabrik oleokimia yang akan menghasilkan produk turunan berupa fatty acid dengan potensi kapasitas produksi sebesar 100 ribu ton per tahun.
Rencana pengembangan fatty acid tersebut menjadi tahap awal bagi PKT untuk melakukan pengembangan produk turunan oleokimia lainnya berbasis fatty acid seperti fatty alcohol dan fatty amine pada tahap selanjutnya.
Baca Juga: RS Pupuk Kaltim menambah ruang ICU khusus Covid-19 menjadi total 9 kamar
Fatty acid dan fatty alcohol sendiri merupakan bahan baku berbagai produk, seperti sabun dan detergen, plastik, karet, kertas, lubricant, coating, makanan, lilin dan lain-lain. Menurut Asosiasi Oleokimia Indonesia (APOLIN), total kapasitas produksi fatty acid Indonesia mencapai sebesar 5,26 juta metrik ton dan tidak ada pertumbuhan signifikan dari 2017-2020.
Potensi dari industri oleokimia yang tengah dikaji oleh PKT ini juga turut diperkuat dengan kepemilikan berbagai fasilitas pendukung yang saat ini telah dimiliki oleh perusahaan, seperti lokasi pabrik yang berdekatan dengan sumber bahan baku CPO, tersedianya utilitas termasuk hydrogen, serta dermaga dengan draught, sehingga dapat memasok bahan baku dan ekspor produk dengan kapasitas kapal yang cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News