kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) Teluk Bintuni beri pelatihan bagi petani


Kamis, 01 Oktober 2020 / 14:16 WIB
Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) Teluk Bintuni beri pelatihan bagi petani
ILUSTRASI. Punya prospek positif, investor perhotelan asing tertarik masuk ke Teluk Bintuni.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan Kawasan Industri Khusus di Teluk Bintuni, Papua Barat berpotensi mengubah kondisi demografi dan menciptakan kebutuhan tersendiri atas hasil pertanian.

Teluk Bintuni sendiri memiliki potensi yang baik untuk menghasilkan produk-produk hasil pertanian, namun hal tersebut bukan berarti bahwa petani setempat tidak menghadapi tantangan sama sekali.

Untungnya, di Kampung Iguriji, Distrik Bintuni Timur, Teluk Bintuni Papua Barat, telah dipersiapkan Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA) yang didirikan untuk memberi pelatihan untuk masyarakat Bintuni, terutama petani.

Baca Juga: Punya prospek positif, investor perhotelan asing siap masuk ke Teluk Bintuni

“PPA ini sifatnya sebagai inkubator, laboratorium, untuk mendorong pertumbuhan pengembangan sektor pertanian, untuk menuju ke pertanian yang berbisnis,” Calon Bupati Petahana Kabupaten Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw dalam keterangan tertulis, Kamis (1/10).

Nantinya, materi pelatihan diberikan tidak melulu soal teknik pertanian semata, namun juga mencakup materi seputar bagaimana pengemasan dan pemasaran produk-produk pertanian untuk meningkatkan daya jual. Tidak hanya itu, peserta pelatihan juga diberi bantuan modal usaha dan bantuan peralatan.

Materi pelatihan di PPA di Iguriji dinilai cocok dengan kebutuhan petani saat ini. Petrus menilai, pemasaran produk-produk pertanian masih menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh petani.

“Kendala yang sering saya jumpai adalah pemasaran produk pertanian. Karena itu kami melatih orang, tidak hanya dalam meningkatkan produksi pertanian, tapi juga harus mampu memasarkan,” imbuh Petrus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×