kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai-ramai dorong ekosistem kendaraan listrik


Selasa, 09 November 2021 / 22:25 WIB
Ramai-ramai dorong ekosistem kendaraan listrik
ILUSTRASI. Pengemudi mengisi daya listrik kendaraan di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) Mall AEON, Tangerang, Banten, Rabu (29/1). KONTAN/Baihaki/29/1/2020


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik jadi salah satu fokus Pemerintah Indonesia ke depannya. Hal ini ditunjukkan dengan pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC) yang berisi MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), dengan komposisi saham masing-masing sebesar 25%. 

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Mansury mengungkapkan  upaya membangun industri baterai dan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) salah satunya bertujuan untuk mendorong upaya dekarbonisasi atau penurunan emisi.

Pahala melanjutkan, langkah ini sejalan dengan upaya penurunan emisi sebesar 30% di 2030 mendatang. "Memanfaatkan tren dekarbonisasi untuk pengembangan industrialisasi sehingga Indonesia bisa jadi bagian dari global supply chain baterai dan EV," ungkap Pahala kepada Kontan, Senin (8/11). 

Adapun, PT Pertamina melalui Pertamina Power Indonesia (PPI) selaku Subholding Power and New and Renewable Energy Pertamina punya sejumlah strategi dalam mendorong ekosistem EV di Indonesia.

Baca Juga: Perlahan tapi pasti, sejumlah perusahaan mulai gali ceruk pasar kendaraan listrik

Sekretaris Perusahaan PPI Dicky Septriadi mengungkapkan, selain bergabung dengan IBC, Pertamina juga berfokus pada penyediaan saran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang kini sudah tersedia di beberapa SPBU di Kawasan Jakarta dan sekitarnya.

Selain itu, Pertamina pun turut terlibat dalam pengembangan kendaraan listrik roda dua di Bali yang bertujuan untuk mengembangkan wisata ramah lingkungan.

Program lainnya yakni melali pengembangan teknologi battery pack. Tercatat, Pertamina merencanakan alokasi dana Rp 45 triliun untuk investasi bisnis ekosistem baterai kendaraan listrik. "Harapannya adalah kita bisa bersinergi satu sama lain dan tidak terbatas di BUMN saja untuk mengembangkan ekosistem EV secara masif dan terukur," ujar Dicky kepada Kontan, Selasa (9/11).

Dicky melanjutkan, upaya ini pun juga sebagai bagian antisipasi transisi energi yang akan terjadi. Untuk itu diperlukan kolaborasi dan rencana yang matang demi memastikan setiap aspek siap dalam melaksanakan transisi energi.

Baca Juga: Peningkatan penjualan sepeda motor menjadi berkah bagi multifinance

Sementara itu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun memastikan komitmennya dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik. Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi mengungkapkan, PLN terus berkomitmen menyajikan kemudahan untuk pengguna kendaraan listrik maupun pelaku usaha, dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. 

Seiring dengan tema penghargaan 'Better Mobility',  PLN akan terus menambah jumlah SPKLU dan fasilitas pendukungnya, agar masyarakat dapat semakin mudah menggunakan kendaraan listrik untuk kegiatan sehari-hari. 

"Saat ini PLN sudah membangun 47 unit SPKLU dan hingga akhir tahun nanti akan ada tambahan sebesar 67 unit SPKLU lagi. Ini merupakan dukungan aktif PLN dalam memasifkan kendaraan listrik di Indonesia," ujar Agung dalam keterangan resmi dikutip Selasa (9/11).

Agung mengungkapkan, berkembangnya tren kendaraan listrik di Indonesia saat ini menjadi peluang bisnis baru bagi semua pihak. Untuk memfasilitasi pihak ketiga yang ingin membangun SPKLU, baru-baru ini PLN meluncurkan website khusus untuk layanan kemitraan penyediaan SPKLU. 

Sementara itu, merujuk roadmap yang disusun Kementerian ESDM, potensi jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik dengan 31.859 unit SPKLU. Jumlah kendaraan listrik ini diharapkan bisa menekan impor BBM sekitar 6 juta kilo liter pada tahun tersebut.  

Sekedar informasi, IBC nantinya ditargetkan bisa memiliki kapasitas produksi baterai hingga 140 gigawatt hour (GWh) pada tahun 2030. Dengan begitu, 70% nikel ore yang diproduksi di Indonesia bisa diolah untuk industri dalam negeri.   

Selanjutnya: Harga mobil listrik murah di Indonesia ada SUV hingga MPV per November 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×