kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.261   292,61   4,90%
  • KOMPAS100 893   49,51   5,87%
  • LQ45 707   37,44   5,59%
  • ISSI 193   7,46   4,02%
  • IDX30 373   19,88   5,63%
  • IDXHIDIV20 451   18,78   4,35%
  • IDX80 101   5,73   5,98%
  • IDXV30 106   4,96   4,89%
  • IDXQ30 123   5,36   4,56%

Ramai-ramai perusahaan farmasi menjual obat virus corona (Covid-19)


Selasa, 06 Oktober 2020 / 10:58 WIB
Ramai-ramai perusahaan farmasi menjual obat virus corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Desrem, Remdesivir produksi Mylan yang dipasarkan Indofarma.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo

"Remdesivir dengan nama dagang Desrem™ ini sudah kami pasarkan. Minggu ini sudah tersedia 20.000 vial. Adapun untuk ketersediaan stock untuk bulan ini, sudah ada sebanyak +/- 400.000 vial," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (5/10).

Herry mengatakan harga obat Desrem™ Remdesivir Inj 100mg ini lebih terjangkau yakni Rp 1,3 juta/vial.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto memaparkan Desrem™ Remdesivir Inj 100mg telah mendapatkan persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) di Indonesia dan telah disetujui oleh BPOM melalui penerbitan Nomor Izin Edar yang sudah diterbitkan pada tanggal 30 September 2020.

"Obat ini digunakan pada pasien rawat inap Covid-19 dalam kondisi sedang-berat," jelasnya.

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) memproduksi serta memasok obat Covid-19

Mengenai kontribusinya ke pendapatan, Herry belum bisa memerinci seberapa besar kontribusi penjualan obat Covid-19 ke pendapatan INAF hingga akhir tahun nanti, katanya untuk angka masih dinamis. Namun yang pasti, Herry mengatakan komposisi segmen Pharma akan lebih besar dibandingkan segmen lainnya.

Kemudian, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga sudah memproduksi obat untuk  untuk terapi Covid–19, yaitu Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, dan Favipiravir.

Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo mengatakan untuk jenis obat Favipiravir yang dapat dipergunakan untuk terapi Covid–19, sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma dan merupakan produk pertama di Indonesia yang dikembangkan sendiri oleh Badan Usaha Milik Negera (BUMN).

"Favipiravir hasil produksi dari Kimia Farma telah mendapatkan Nomor Ijin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta akan didistribusikan ke seluruh layanan kesehatan sesuai dengan regulasi Pemerintah," jelasnya.



TERBARU

[X]
×