Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi produksi batubara hingga September 2018 masih dibawah target. Dari 506,9 juta ton target produksi tahun ini, realisasinya baru sekitar 62,95% atau setara dengan 319,08 juta ton. Data realisasi produksi per Agustus berada di angka 311,88 juta ton. Artinya, dalam sebulan produksi hanya naik sekitar 8 juta ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim, realisasi yang baru berkutat di angka itu terjadi karena belum dilakukannya rekonsiliasi data, khususnya dengan para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Daerah dimana data rekonsiliasi terakhir baru sampai akhir Juni.
Dari produksi sejumlah 319,08 juta ton tersebut, sebesar 74,86 juta ton ditujukan untuk memenuhi Domestic Market Obligation (DMO). Jumlah itu masih sekitar 61,45% dari target tahunan yang dipatok di angka 121 juta ton.
Sementara data yang dipublikasikan Kementerian ESDM per bulan Agustus, penjualan domestik sudah ada di angka 102,75 juta ton. Perbedaan angka ini, menurut Kepala Subdirektorat Pengawasan Usaha Operasi Produksi dan Pemasaran Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Dodik Ariyanto, terjadi karena adanya perbedaan metode pencatatan.
Dodik bilang, angka 102,75 juta ton per Agustus merupakan penjualan domestik baik ke end user maupun ke trader lokal. Sedangkan angka 74,86 juta ton per September merupakan DMO yang hanya dijual kepada end user.
“Angka ini (102,75 juta ton) penjualan ke pasar domestik, ada sebagian yang diekspor oleh trader. Sedangkan DMO 74,86 juta ton adalah jumlah batubara yang dijual hanya untuk dan kepada end user domestik” kata Dodik kepada Kontan.co.id, Minggu (15/10).