Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Dari jumlah tersebut, Dodik menyebut, 60,6 juta ton batubara diserap untuk keperluan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun, menurut Kepala Divisi Batubara PLN Harlen jumlah tersebut masih cukup untuk memenuhi kebutuhan PLN dengan stok yang ideal.
“Saat ini pasokan cukup lancar dan cuaca normal (tidak menjadi kendala) stok terus kita tingkatkan untuk antisipasi musim hujan,” kata Harlen saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/10).
Harlen menjelaskan, saat ini stok mendekati ideal dengan rata-rata di atas 20 hari. Sedangkan stok dinilai kritis jika sudah di bawah 15 hari. “Rata-rata stok di atas 20 hari. Ada unit yang stok dibawah 15 hari, tapi saat ini antrian kapal sudah ada beberapa di sana,” tambahnya.
Sementara itu, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendorong pemenuhan DMO sesuai target. Hal ini utamanya dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan PLN, yakni sebesar 92 juta ton pada tahun ini. “Yang jelas kan sudah di atas 50%. Ya harus sampai, kebutuhan PLN kan nggak bisa turun,” ungkapnya.
Namun, Bambang masih enggan menjelaskan bagaimana detail pemberian sanksi bagi perusahaan batubara yang tidka memenuhi kewajiban DMO. Adapun, pihaknya akan melihat dulu realisasi produksi dan pemenuhan DMO setelah ada rekonsiliasi data. “Ya nanti kita lihat betul, sekarang kan masih belum dihitung semua sampai akhir triwulan ketiga,” tambahnya.
Bambang mengklaim, dengan adanya transfer kuota yang sudah berjalan, para pengusaha batubara akan mematuhi kewajiban 25% DMO dari total produksinya. Dengan cara ini, ia optimistis, kebutuhan PLN dan target DMO tahun ini bisa terpenuhi. “Semoga, harusnya begitu. Mereka juga kan bisa transfer kuota. Sehari juga bisa selesai, masalah dokumen saja, udah jalan” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News