kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi Ekspor Makanan dan Minuman 2009 Diprediksi Minus 5%


Senin, 02 November 2009 / 18:00 WIB
Realisasi Ekspor Makanan dan Minuman 2009 Diprediksi Minus 5%


Reporter: Nadia Citra Surya | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Meski masuk dalam kategori industri yang paling kebal terhadap krisis, toh realisasi ekspor industri makanan dan minuman Indonesia tetap terseret gelombang krisis.

Ketua Bidang Regulasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Franky Sibarani mengungkapkan, hingga akhir tahun nanti, GAPMMI memprediksi realisasi ekspor masih akan minus dibandingkan tahun lalu.

Meski begitu, Franky mengungkapkan, pencapaian ekspor saat ini yang berkisar US$ 2 miliar sudah cukup bagus. "Jika sampai tutup tahun nilai ekspor minus 5% dibanding tahun lalu itu sudah cukup menggembirakan," kata Franky.

Sebagai catatan, tahun lalu, nilai ekspor makanan dan minuman dari Indonesia mencapai US$ 2,997 miliar. Franky memperkirakan, nilai ekspor baru akan membaik pada semester pertama tahun 2010 mendatang.

"Soalnya pasar ekspor produk makanan dan minuman Indonesia sebagian besar adalah Amerika dan Eropa yang terimbas krisis cukup parah, jadi pemulihan ekspor kita pun menyesuaikan negara-negara tersebut," tandas Franky.

Akibat krisis keuangan global pula, produk unggulan dari industri makanan dan minuman Indonesia, yakni udang beku (olahan) juga mengalami pergeseran. Jika sebelumnya pesanan udang beku per kilogram terdiri dari dua ekor udang, kini, negara-negara pemesan menghendaki setiap kilogramnya berisi empat ekor udang dengan ukuran yang lebih kecil. "Soalnya daya beli mereka menurun sehingga meminta ukuran yang lebih ekonomis," terang Franky.

Namun untuk beberapa kategori makanan atau minuman berbahan dasar kopi dan cokelat masih cukup menjanjikan. Selain faktor loyalitas pelanggan, produk-produk yang diekspor memang memiliki bahan dasar yang tak mudah dijumpai di setiap negara.

Sribugo Suratmo, Corporate Communication PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengatakan, beberapa produk permen dan kopi buatannya memiliki pasar yang cukup setia di luar negeri.

Selain cukup mapan, beberapa produk olahan Mayora memang hanya dipasarkan di luar negeri. "Sebelum dipasarkan di Indonesia pada akhir 1980, permen Kopiko sudah bertahun-tahun laris di luar negeri," kata Sribugo. "Biasanya produk olahan kopi atau coklat memang yang paling banyak diminati di luar negeri," imbuhnya.

Sementara itu Ketua Umum GAPMMI Thomas Dharmawan menambahkan, produsen harus meningkatkan kemampuan untuk mengolah bahan makanan untuk dieskpor. "Jangan hanya ekspor CPO dan cokelat mentah, tapi eksporlah dalam bentuk olahan sehingga daya jualnya lebih tinggi," tandasnya.



^_^

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×