Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis investasi sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dapat meningkat seiring upaya perbaikan regulasi yang dilakukan.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, saat ini sejumlah regulasi tengah disiapkan demi mendorong pemanfaatan EBT.
Tercatat, setidaknya ada 4 regulasi yang tengah berproses, antara lain; kebijakan harga jual listrik EBT melalui Rancangan Peraturan Presiden, Revisi Peraturan Menteri PLTS Atap, Permen tentang cofiring dan Refused Derived Fuel (RDF) serta RUPTL 2021-2030 yang masih dalam penyusunan.
"Revisi RUPTL oleh PLN sedang dalam proses persetujuan di Menteri ESDM yang akan lebih banyak proyek listrik EBT," ujar Dadan kepada Kontan.co.id, Rabu (28/7).
Asal tahu saja, investasi EBTKE hingga semester I 2021 mencapai US$ 1,07 miliar. Raihan ini mencapai sekitar 52,79% dari target tahun ini sebesar US$ 2,04 miliar.
Baca Juga: Realisasi investasi energi baru terbarukan capai US$ 1,07 miliar di semester I-2021
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan porsi bauran EBT diprediksi bakal mencapai 46% dalam RUPTL terbaru. Jumlah itu meningkat dari porsi saat ini yang sebesar 30%.
"RUPTL sedang kami susun dan diharapkan selesai di Agustus dan (komposisi EBT) lompat ke 46%," jelas dia dalam diskusi Indonesia Green Summit 2021, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengungkapkan, penyusunan RUU EBT kini telah memasuki babak baru. Per 1 Juli 2021 Komisi VII telah menyerahkan hasil pembahasan RUU EBT ke Badan Legislasi DPR RI.
"Sudah selesai di level Komisi VII, kita serahkan ke baleg untuk di harmonisasi terutama terkait struktur perundangan," kata dia.
Sugeng melanjutkan, RUU EBT diharapkan dapat rampung pada akhir tahun ini.