kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

REI Jabar bangun 80.000 rumah sederhana di 2014


Senin, 25 November 2013 / 11:24 WIB
REI Jabar bangun 80.000 rumah sederhana di 2014
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi digital Indonesia bisa mencapai Rp 4.531 triliun pada tahun 2030.


Sumber: TribunNews.co | Editor: Hendra Gunawan

BANDUNG. DPD Real Estate Indonesia (REI) Jabar, menargetkan pembangunan sebanyak 80.000 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada 2014.

Optimisme ini menyusul rencana pemerintah untuk menaikkan batas maksimal harga rumah murah yang mendapatkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan dari pemerintah (KPR FLPP) dan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN).

"Secara lisan, saya mendengar rencana Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengenai hal itu. Minimal, teman-teman pengembang punya semangat lagi untuk membangun. Tahun depan, kami bisa lari," ujar Ketua DPD REI Jabar, Yana Mulyana, ketika dihubungi Tribun melalui ponselnya, Minggu (24/11).

Namun, ucapnya, REI masih menunggu keputusan Kementerian Keuangan soal pembebasan PPN. Pihaknya, mengharapkan akhir tahun ini atau awal 2014 pemerintah merealisasikan dua rencana tersebut. Yana mengatakan kenaikan harga MBR membuka ruang bagi pengembang rumah murah agar mendapat keuntungan.

"Teman-teman juga tak bakal langsung menjual ke batas maksimal Rp 105 juta tapi secara bertahap misalnya ke Rp 90 juta dulu untuk menyesuaikan dengan daya beli masyarakat," katanya.

Ia yakin pembangunan 80.000 rumah MBR tahun depan tak terpengaruh tahun politik. "Rumah MBR itu kan rumah pertama, kebutuhan. Bedanya dengan rumah kedua dan ketiga yang adalah investasi," ujarnya. Namun, imbuhnya, hal itu juga bergantung iklim ekonomi nasional pada tahun depan, misalnya suku bunga acuan BI stabil bahkan turun.

Sebenarnya, target pembangunan 80.000 rumah MBR tahun depan itu mengulang target pada awal 2013. Namun, REI mengoreksi target itu pada pertengahan tahun menjadi pembangunan 60.000. Itu menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL).

Pelemahan rupiah terhadap dolar dan suku bunga acuan yang terus meningkat memicu kenaikan harga material dan jasa kerja bangunan. Ini membuat pengembang enggan membangun MBR karena harga yang tetap dipatok Rp 88 juta per unit.

Gara-gara itu, realisasi target pembangunan 60.000 rumah MBR sulit tercapai. "Rencana Kenaikan dan pembebasan PPN baru berefek tahun depan. Tahun ini, maksimal 40.000 rumah MBR yang bisa terbangun di Jabar," kata Yana.

Pada akhir pekan lalu, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), Sri Hartoyo, menyatakan harga rumah murah segera meningkat berkisar 13-19 persen atau naik dari Rp 88-145 juta menjadi Rp 105-165 juta per unit (tergantung wilayah). (tom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×