kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rembesan gula rafinasi bakal terjadi lagi di 2018


Rabu, 13 Desember 2017 / 20:21 WIB
Rembesan gula rafinasi bakal terjadi lagi di 2018


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan industri makanan dan minuman (mamin) atas gula rafinasi diprediksi bakal bertambah tahun depan. Tahun 2017 ini, kebutuhan industri mencapai 4 juta ton.

"Kebutuhan gula rafinasi untuk industri tahun 2018 naik sekitar 8% sesuai dengan pertumbuhan industri," ujar Koordinator Forum Lintas Asosiasi Industri Pengguna Gula Rafinasi (FLAIPGR), Dwiatmoko Setiono kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).

Meningkatnya kebutuhan gula rafinasi membuka peluang terjadinya perembesan. Pasalnya, kebutuhan industri terbilang tercukupi.  

"Tahun ini terjadi perembesan tetapi industri tidak kekurangan bahan baku artinya ada kelebihan," terang Ketua Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen kepada Kontan.co.id.

Soemitro bilang jumlah gula rafinasi yang merembes ke pasar saat ini mencapai 500.000 ton. Jumlah tersebut diungkapkan Soemitro sebagai jumlah minimal.

Saat ini pun gula milik petani masih banyak yang belum terserap pasar. Total produksi gula petani pada tahun 2017 sebesar 2,12 juta ton.

Guna melindungi gula petani, Soemitro meminta pelaksanaan lelang gula rafinasi pada tahun 2018. Soemitro bilang lelang akan membuat gula rafinasi dapat dideteksi asal pembeliannya.

"Kalau pakai e-barcode bisa dilihat asal gulanya, kalau tidak ada pasti itu rembesan atau sisa tahun ini," jelas Soemitro.

Pelaksanaan lelang juga dinilai Soemitro bisa memperlihatkan penggunaan gula oleh industri. Hal itu dapat menjaga impor sehingga tidak mengganggu gula petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×