Reporter: Azis Husaini | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tampaknya makin serius meminta perubahan harga gas Tangguh ke Fujian, China. Pekan lalu, ESDM berkunjung ke Fujian untuk bertemu dengan pimpinan Fujian Development Reform Committee. Namun, sampai saat ini, hasilnya masih terus didiskusikan.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro menyatakan bahwa Indonesia menginginkan adanya perubahan harga gas Tangguh yang diekspor ke Fujian. Sebab, harga ekspor gas ke Fujian tidak lagi sesuai dengan perkembangan harga saat ini.
Seperti diketahui, harga ekspor gas ke Fujian hanya sebesar US$ 3,5 per million metric british thermal units (mmbtu). Sedangkan harga ekspor gas saat ini sudah menembus rata-rata sekitar US$ 11 per mmbtu-US$ 13 per mmbtu, dan harga jual ke domestik US$ 10 per mmbtu.
"Kami menyatakan harus ada benefit untuk bangsa Indonesia karena harga (gas) sekarang (berkisar) antara US$ 11-US$ 13 per mmbtu," imbuh dia (4/12).
Sekadar mengingatkan, kontrak ekspor LNG Tangguh dengan Fujian diteken pertama kali tahun 2002. Saat itu, disepakati harga jual gas mencapai US$ 2,4 per mmbtu dengan parameter penentuan harga gas ialah patokan batas atas harga minyak mentah US$ 25 per barel.
Tahun 2006, pemerintah berhasil melakukan negosiasi ulang kontrak. Dari renegosiasi disepakati, harga gas Fujian naik menjadi US$ 3,35 per mmbtu, dengan patokan batas atas harga minyak mentah sebesar US$ 38 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News