kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resesi depan mata, penjualan motor terburuk dalam tiga tahun terakhir


Rabu, 23 September 2020 / 11:27 WIB
Resesi depan mata, penjualan motor terburuk dalam tiga tahun terakhir
ILUSTRASI. Ilustrasi penjualan motor. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia di ambang resesi. Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 masih mengalami kontraksi hingga minus 2,9%. Artinya, karena dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi Indonesia minus, maka dikategorikan sebagai resesi.  

Terkait penjualan sepeda motor nasional, Ketua Bidang Komunikasi Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala memprediksi, penjualan kendaraan roda dua dalam negeri 2020 melambat hingga 45 dari tahun sebelumnya. 

Rumusan tersebut disimpulkan seiring dengan tersendatnya kegiatan industri dan bisnis di tengah pandemi virus corona alias Covid-19 yang disertai pelemahan daya beli masyarakat atas kebutuhan tersier mulai kuartal II/2020. 

Total motor yang berhasil didistribusikan ke konsumen hingga penghujung tahun ini hanya akan menyentuh angka 3,6 juta sampai 3,7 juta unit, terpaut jauh dari realisasi di 2019 yang mencapai 6,4 juta unit.

Baca Juga: APM mobil nasional mulai melirik peluang kendaraan listrik untuk pasar masa depan

"Januari hingga Maret sebenarnya masih relatif stabil yaitu di atas 500.000 unit per bulan meski sebenarnya sudah -6,5% dari periode yang sama di 2019," ujar Sigit dalam diskusi virtual, Selasa (22/9/2020). 

Lalu pada April, sesaat setelah diberlakukannya PSBB pada wilayah Jabodetabek, barulah terkoreksi sampai 78%. Makin berat lagi saat di Mei karena PSBB diterapkan di seluruh wilayah sehingga penurunan lebih dari 82,3% secara bulanan," lanjutnya. 

Baca Juga: Penjualan ritel kendaraan listrik Toyota di Indonesia sudah sekitar 3.000 unit

Saat masa PSBB, jelas Sigit lagi, hampir semua anggota AISI tidak ada yang melakukan kegiatan produksi karena harus mengikuti protokol kesehatan pemerintah. Kendati demikian, angka penjualan mulai membaik saat ada pelonggaran PSBB pada Juni. 

"Kenaikan penjualan pada Juni menembus 650%, lalu Juli meningkat lagi 73%, sehingga penjualan mencapai 292.000 unit. Tapi hingga akhir tahun tetap ada penurunan sampai 45% dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.

Baca Juga: Sedan mewah kini murah, harga mobil bekas Mitsubishi Lancer EX mulai Rp 150 juta

Bila melihat lini masa industri roda dua nasional pada tiga tahun belakangan, realisasi penjualan tahun ini akan menjadi yang terburuk. Pasalnya, realisasi di 2017 walau ada perlambatan masih mampu mencapai 5.886.103 unit. 

"Sebetulnya grafik penjualan 2017-2019 menunjukkan ada peningkatan usai mengalami gejolak pada tahun sebelumnya. Angkanya hampir 6,5 juta unit. Namun kami tidak dapat menghindar dalam situasi pandemi tahun ini, jadi posisi year-to-date di Juli hanya 2,1 juta unit," kata Sigit. 

"Kami tentu berupaya agar pasar kembali pulih, tapi ini diperlukan kolaborasi kuat dari hulu sampai hilir, termasuk peranan pemerintah. Tak kecuali juga kerjasama dengan mitra bisnis, terutama bidang pembiayaan," ujar dia lagi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Resesi Ekonomi, Penjualan Motor Terburuk dalam 3 Tahun Terakhir"
Penulis : Ruly Kurniawan
Editor : Agung Kurniawan

Selanjutnya: PSBB Jakarta, karyawan Daihatsu hanya bekerja di kantor satu minggu dalam sebulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×