kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   10.000   0,63%
  • USD/IDR 16.175   0,00   0,00%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Rohto bidik omzet Rp 300 miliar


Kamis, 13 September 2012 / 09:00 WIB
ILUSTRASI. Suasana di Gerai EA7 Emporio Armani . KONTAN/Baihaki/2/5/2019


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Rohto Laboratories Indonesia terus mencoba mencari peruntungan yang lebih besar di pasar produk perawatan kulit di Indonesia. Demi memperbesar ceruk bisnis di segmen tersebut, Rohto pun meluncurkan serangkaian produk Hada Labo, Rabu (12/9).

Hada Labo adalah produk masker dan krim perawatan kulit yang dikembangkan induk perusahaan, Rohto Pharmaceutical Company Ltd., di Jepang, sejak 2004 silam. Merek tersebut diklaim mendapat respon bagus di negara asalnya.

Makanya, Rohto beharap bisa mengulang kesuksesan yang sama di Indonesia. Meski baru diluncurkan kemarin, namun rangkaian produk tersebut sudah didistribusikan di pasar Indonesia sejak Mei tahun ini.

Tahun ini ada empat varian Hada Labo yang diluncurkan, yaitu Gokuyjun Ultimate Moisturizing Series, Shiroyjun Ultimate Whitening Series, Gokuyjun Alpha Ultimate Anti Aging Series, dan Tamagohada Mild Peeling Series.

Presiden Direktur Rohto Laboratories Indonesia, Mukdaya Massidy menyebut, semula perusahaan berencana meluncurkan merek Hada Labo pada tahun lalu. "Namun realisasinya tertunda lantaran menunggu kesiapan pabrik," ungkapnya, Rabu (12/9).

Memang, seluruh produk Hada Labo yang dipasarkan di Indonesia diproduksi di sini, meski hampir semua bahan baku diimpor dari Jepang.

Dengan membidik segmen pasar kelas A hingga C, produk Hada Labo dijual berkisar Rp 20.000 hingga Rp 120.000 per botol. Saat ini, Hada Lobo sudah tersedia di jaringan Matahari, Hypermart, Boston, serta Century, di 24 kota di Indonesia.

Namun, Mukdaya belum bisa membeberkan target penjualan Hada Labo di Indonesia. Yang jelas, estimasi penjualan Hada Labo secara global tahun ini mencapai US$ 200 juta. "Indonesia bisa menyumbang lebih dari 10%," ujarnya.

Rencana ekspor

Rohto rupanya tidak hanya berniat menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk menjual Hada Labo, tetapi juga sebagai pusat produksi yang keempat di dunia. Adapun tiga pusat produksi sebelumnya berada di Jepang, Vietnam, dan Cina.

Kata Mukdaya, untuk mendukung rencana tersebut, Rohto telah membangun dua pabrik di Bandung. Pabrik ini khusus memproduksi produk perawatan kulit, termasuk Hada Labo. Pabrik pertama sudah beroperasi sejak 2008 silam, sedangkan pabrik kedua masih dibangun dan dijadwalkan beroperasi tahun depan.

Sebelumnya, Rohto sudah punya satu pabrik yang khusus memproduksi obat dan alat kesehatan. Adapun ketiga pabrik tersebut ada di lokasi yang sama, di Bandung, di lahan seluas 5 hektare (ha).

Rohto menyiapkan investasi US$ 26 juta untuk membangun dua pabrik. Sebesar 60% pngkos membangun pabrik disokong induk usaha, sisanya dari kas internal dan pinjaman perbankan.

Sayang, Mukdaya mengaku tidak tahu kapasitas produksi pabrik baru itu. Dia hanya bilang, pabrik memiliki tangki berkapasitas masing-masing 500 kilogram dan 2 ton. Kapasitas sebesar ini cukup untuk produksi hingga sepuluh tahun ke depan.

Kalau pabrik sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik, Rohto berencana mengekspor produknya ke Timur Tengah dan Afrika. Tapi, kata Mukdaya, rencana tersebut mungkin baru bisa terwujud tahun depan atau di 2014.

Tahun ini, Rohto Indonesia mengincar penjualan Rp 300 miliar, naik 30%-40% dari pencapaian tahun lalu. Menurut Mukdaya, ketiga kategori yaitu perawatan kulit, obat, dan alat kesehatan, memberi kontribusi yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×