Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dihubungi terpisah, Ezra Sibarani, General Manager Legal & External Affairs Arutmin Indonesia mengaku, proses perpanjangan izin PKP2B Arutmin sebenarnya menggunakan UU Minerba yang lama atau UU No. 4 Tahun 2009 beserta peraturan turunannya yaitu PP No. 77 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba.
Dia sendiri belum dapat menginformasikan perkembangan proses pengajuan perpanjangan izin PKP2B Arutmin Indonesia. “Kami belum dapat berkomentar mengenai hal ini sekarang,” ujarnya, hari ini.
Dalam berita sebelumnya, Ezra sempat berharap Arutmin Indonesia bisa mendapat kepastian perpanjangan izin PKP2B pada akhir Agustus 2020. Kala itu, ia menyebut bahwa perpanjangan izin tersebut masih dalam proses evaluasi dengan Ditjen Minerba Kementerian ESDM.
Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPR RI pada Kamis (27/8) lalu, Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaludin memaparkan, pihaknya sudah mengevaluasi dokumen permohonan dan kinerja Arutmin Indonesia. Perusahaan ini pun dinilai punya kinerja baik berdasarkan evaluasi terebut.
Baca Juga: Kebijakan perluasan wilayah tambang di RPP Minerba, ini kata Arutmin Indonesia
Ditjen Minerba pun masih melakukan proses evaluasi Rencana Pengembangan Seluruh Wilayah (RPSW).
Sekadar catatan, masa berlaku PKP2B Arutmin Indonesia akan berakhir pada 1 November 2020 nanti. Adapun izin PKP2B milik KPC akan kadaluarsa pada 31 Desember 2021 mendatang. Baik Arutmin Indonesia maupun KPC sudah mengajukan perpanjangan izin masing-masing pada Oktober 2019 dan Maret 2020.
Selanjutnya: Segera diterbitkan pemerintah, simak poin-poin penting di RPP Minerba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News