Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BINTARO. Rumah Sakit Pondok Indah Group atawa RSPI Group memulai ekspansi bisnis di kelas menengah atas. Langkah ini terealisasi lewat pengoperasian rumahsakit ketiga yakni RS Pondok Indah Bintaro Jaya.
Ini adalah proyek kerja bareng antara RSPI Group dan PT Jaya Real Property Tbk. Proyek tersebut berdiri di atas lahan 12.600 m² dengan luas bangunan 34.000 m². "Investasi di atas Rp 500 miliar, dan tidak ada target (pertumbuhan bisnis), karena bersifat internal kami," kata Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, Yanwar Hadiyanto kepada KONTAN, usai grand opening RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Kamis (14/12).
Meski tidak merinci, Yanwar memproyeksi bila pertumbuhan bisnis RSPI Group sepanjang tahun ini di atas 10% dibanding tahun lalu.
Pertumbuhan bisnis tersebut berasal dari dua rumahsakit kelolaannya yang menyasar segmen atas, yakni RS Pondok Indah dan RS Pondok Indah Puri Indah. Masing-masing rumahsakit tesebut punya kapasitas 227 kamar dan 128 kamar.
Sedangkan rumahsakit ketiga, RS Pondok Indah Bintaro Jaya, menyasar ke segmen menengah atas (kapasitas 100 kamar). Ini bisa terlihat dari prosentase ruang VIP yang tersedia. Kalau di RS Pondok Indah sekitar 70% kamar VIP, sedangkan di Bintaro Jaya, sekitar 30% kamar VIP.
Bidik BPJS Kesehatan
Menurut Yanwar, kapasitas RS Pondok Indah Bintaro Jaya yang sudah beroperasi April 2017 bisa saja ditambah hingga 200 tempat tidur. Tapi ia tidak merinci rencana pengembangan kapasitas tempat tidur rumahsakit tersebut.
Yang jelas, dengan kehadiran rumahsakit ketiga tersebut membuat manajemen RSPI Group berambisi untuk bisa mengoptimalkan tingkat keterisian kamar rumahsakit. Saat ini, tingkat okupansi dari RS Pondok Indah dan di Puri Indah sudah mencapai 70%. Sayang, ia tidak merinci target tingkat okupansi yang dibidik tahun depan.
Namun supaya target tersebut tercapai, pihaknya bakal terus mengoptimalkan layanan ke pasien. Sebab, kata Yanwar, bila rumahsakit ini sanggup memberikan layanan terbaik ke pasien, itu menjadi promosi yang ampuh ketimbang harus beriklan.
Maklum, salah satu target pasar dari rumahsakit ini adalah mengincar orang berduit Indonesia yang kerap kali berobat ke luar negeri. Dalam catatan KONTAN, rumahsakit ini juga tengah memperkuat teknologi di bidang kedokterran. Termasuk juga didalamnya digitalisasi operasional rumahsakit Pondok Indah.
Langkah lain yang tidak kalah penting di tahun 2018 nanti adalah rencana rumahsakit bintang lima ini mempertimbangkan membangun rumahsakit baru atau opsi mengoptimalkan rumahsakit yang sudah ada. Ini terkait dari rencana RS Pondok Indah Group yang ingin menyasar segmen BPJS Kesehatan. Maklum, rumahsakit swasta besar lainnya sudah ada yang memasukkan layanan jaminan sosial tersebut.
Nah, bisa jadi, rumahsakit baru yang rencananya masuk radar ekspansi rumahsakit ini ditujukan untuk pasien BPJS Kesehatan. Artinya, rumahsakit tesebut bakal diprioritas bagi pasien BPJS Kesehatan. Kapan kepastian ekspansi di BPJS Kesehatan, Yanwar masih belum mau mengungkapkan secara gamblang. "Tidak lama lagi pasti ada sesuatu (informasi) yang keluar dari group kami berhubungan dengan itu (BPJS)," tukasnya.
Terkait pendapatan di akhir tahun ini, Yanwar tidak bisa memberi gambaran. Termasuk prosentase antara pendapatan dari rawat inap dan rawat jalan. Sebab, biasanya prosentasenya selalu berubah dari tahun ke tahun.
Yang jelas, sekitar 70% sampai 80% pembayaran pasien kini berasal dari asuransi dan sejenisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News