kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RSPO: Indonesia kontribusi 58% CPO berkelanjutan


Kamis, 26 Januari 2017 / 18:16 WIB
RSPO: Indonesia kontribusi 58% CPO berkelanjutan


Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Indonesia berkontribusi sebesar 58% dari produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan yang bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) di seluruh dunia. Direktur RSPO Indonesia Tiur Rumondang mengatakan, ini diharapkan dapat terus meningkat pada masa mendatang.

Saat ini produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan yang telah mendapat sertifikat RSPO secara global saat ini mencapai 12,15 juta ton. Ini sama saja dengan 17% dari total produksi minyak kelapa sawit dunia.

"Namun begitu, penyerapan minyak kelapa sawit berkelanjutan di dalam negeri masih tergolong minim karena permintaan konsumen di Indonesia juga dinilai masih rendah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/1).

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap CPO berkelanjutan, RSPO juga telah meluncurkan program Youth Leader in Sustainibility. Ini merupakan program pencarian pemimpin masa depan dengan harapan meningkatkan kesadaran konsumen yang didukung dengan peningkatan permintaan atas produk yang berbasis minyak kelapa sawit berkelanjutan.

Program tersebut digelar dengan kolaborasi bersama WWF-Indonesia, The Body Shop dan Sinar Meadow. Program ini akan berlangsung dari Januari hingga Mei 2017 dengan serangkaian kegiatan mulai dari roadshow ke berbagai universitas, seminar hingga tahapan penyeleksian sosok yang dianggap sesuai.

Direktur Konservasi WWF-Indonesia Arnold Sitompul mengatakan, untuk memastikan kelestarian keanekaragaman hayati, maka perlu adanya terobosan baru dalam mendorong industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Sebelumnya, volume ekspor minyak mentah kelapa sawit (CPO) dan turunannya pada 2016 mencapai 25,7 juta ton atau turun sekitar 2% dibanding 2015 yang mencapai 26,2 juta ton. Penurunan ekspor ini karena dipengaruhi fenomena cuaca El Nino pada akhir 2015.

"Volume ekspor memang turun 2% karena produksi juga menurun sekitar 7% sampai 30%," kata Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, Bayu Krisnamurthi, Selasa (10/1).

(Razi Rahman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×