Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
Sementara kelompok usia 35-44 tahun sebesar 14%, dan 45-54 tahun sekitar 12,4%. Di segmen harga Rp1-3 miliar, kelompok usia yang semakin tua mencatatkan proporsi yang lebih besar. Begitu juga dengan rumah di atas Rp5 miliar, yang paling banyak diminati oleh kelompok umur 45-54 tahun.
“Perbedaan ini disebabkan preferensi generasi muda cenderung disesuaikan dengan kemampuan finansial mereka yang masih dalam tahap awal membangun kestabilan ekonomi. Kelompok usia 18-34 tahun lebih memilih rumah dengan harga lebih terjangkau sebagai langkah awal memiliki hunian. Sementara itu, kelompok usia yang semakin tua, seperti 35-54 tahun, umumnya sudah mencapai kestabilan finansial lebih tinggi dan kebutuhan yang lebih spesifik (ex: sudah berkeluarga) sehingga lebih tertarik menjangkau rumah di segmen harga Rp1-3 miliar atau bahkan di atas Rp5 miliar, baik sebagai tempat tinggal maupun investasi,” ujar dia.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Guyur Rp 28,2 Triliun untuk Program Subsidi Rumah Tahun Depan
Untuk ukuran bangunan, mayoritas pencarian mengarah pada rumah dengan luas 100-300 meter persegi. Namun, generasi muda, khususnya di kelompok usia 18-24 tahun dan 25-34 tahun lebih banyak mencari properti dengan luas lebih kecil, seperti 30-60 meter persegi atau 60-100 meter persegi, dibandingkan generasi yang lebih tua.
Hal ini terjadi karena luas bangunan yang lebih kecil-sedang, umumnya lebih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial generasi muda.
Kelompok usia 18-34 tahun, yang mayoritas baru memulai karir atau merintis hidup secara mandiri, cenderung mencari hunian pertama yang lebih terjangkau, mudah dikelola tanpa terlalu membutuhkan biaya perawatan tinggi, dan huniannya sangat fungsional.
Selain itu, gaya hidup modern yang praktis serta preferensi tinggal di kawasan yang strategis sering kali membuat mereka memilih rumah dengan ukuran yang lebih kecil, namun tetap memenuhi kebutuhan dasar.
“Sedangkan generasi yang lebih dewasa hingga tua cenderung memilih rumah dengan luas bangunan yang lebih besar karena kebutuhan mereka yang berkembang seiring waktu. Faktor seperti memiliki keluarga yang lebih besar, kebutuhan ruang tambahan untuk anak-anak, atau ruang multifungsi seperti kantor rumah dan area rekreasi bisa menjadi pertimbangan. Selain itu, generasi ini sering kali sudah memiliki stabilitas finansial yang lebih baik, sehingga mampu membeli properti dengan ukuran lebih besar untuk meningkatkan kenyamanan maupun nilai investasi jangka panjang,” ungkap Marisa.
Baca Juga: Kota Podomoro Tenjo Jalin Kolaborasi dengan Tenant-tenant Ternama,Menuju Kota Mandiri
Secara umum, permintaan rumah di Indonesia masih didominasi oleh area Jakarta dan Tangerang. Adapun 10 area terpopuler yakni Tangerang dengan 15% dari total listing enquiries untuk rumah, diikuti oleh Jakarta Selatan (12,6%), Jakarta Barat (10,6%), dan Jakarta Utara (8,1%). Selain itu, Bandung (6,6%), Bekasi (4,7%), Surabaya (4,4%), Jakarta Timur (4,3%), Tangerang Selatan (3,5%) dan Jakarta Pusat (3,5%).
Generasi muda Indonesia pada tahun 2025 memiliki potensi besar yang akan terus berkembang, terutama sebagai kalangan first-time homebuyer yang tengah berusaha mewujudkan rumah impiannya.
“Dengan preferensi dan tantangan unik yang mereka hadapi, dukungan dari seluruh pemangku kepentingan di industri properti, mulai dari pengembang, perbankan, hingga pemerintah, menjadi sangat penting. Sinergi yang kuat melalui insentif, promo menarik, serta skema pembiayaan yang fleksibel dan terjangkau akan membuka peluang lebih besar bagi generasi ini untuk memiliki hunian yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor properti secara berkelanjutan,” pungkas Marisa.
Selanjutnya: Inilah Usulan Biaya Haji 2025, Terus Naik Dalam 10 Tahun Terakhir
Menarik Dibaca: Malam Tahun Baru Hujan di Mana? Ini Prakiraan Cuaca Besok (31/12) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News