Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan rupiah yang terjadi selama beberapa hari terakhir memiliki pengaruh terhadap industri besi dan baja dalam negeri. Ketua The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) atau asosiasi industri besi dan baja Indonesia, Purwono Widodo mengatakan dampak pelemahan rupiah akan lebih terasa dalam jangka pendek.
“Karena baja itu setara di dunia, denominasi-nya itu kan Dolar. Jadi semua negara, bahan (asal) baku-nya sebenarnya sama, kalau tidak dari Amerika Latin ya dari Australia,” ungkap Purwono saat ditemui di acara Press Conference, IISIA Business Forum 2023, Senin (06/11).
Fenomena ini ungkap Purwono membuat para produsen besi-baja menyesuaikan harga dalam mata uang rupiah.
“Ya biasanya ributnya di awal-awal, sama seperti kenaikan BBM, malamnya ngantri sampai mengular, tapi besoknya tetap ada yang beli, tapi ya namanya kebutuhan, mau bagaimana?" ujar dia.
Baca Juga: Impor Baja hingga Kuartal III Naik Jadi 17,9 Juta Ton, IISIA Ungkap Penyebabnya
"Ya sama juga dengan baja, biasanya beberapa minggu ditahan (tidak dijual) karena mikirnya sebentar lagi juga turunkan (pelemahan rupiah) ternyata tidak. Jadi akhirnya disesuaikan saja hitungannya dan akhirnya (konsumen) beli lagi,” katanya.
Purwono menambahkan suasana terkait pelemahan rupiah sebenarnya biasa terjadi di industri besi-baja, produsen tambah dia biasanya sudah punya rentang profit yang aman untuk kinerja perusahaan.
“Artinya, mengurangi profit yang tadinya misalnya bisa profit 5% menjadi 2%, tapi kalau menjadi minus (rugi) biasanya baru kemudian diubah (harga jual), dan itupun tergantung model dan tipenya (baja) jadi tak bisa seperti kita beli kacang langsung transaksional, tapi kita biasanya secara bertahap (mengubah harga),” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News