Reporter: Noverius Laoli, Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Isu akuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) oleh PT Pertamina tampaknya masih menghantui harga saham PGN di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lihat saja, hari ini, saham berkode PGAS itu mengalami penurunan sebesar 2,98% menjadi Rp 4.560.
Bahkan jika dirunut sejak isu akuisisi beredar, yakni pada Oktober 2013 lalu, harga saham PGAS sudah mengalami penurunan sebesar 16,3%.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) , Drajad Wibowo menuding anjloknya saham PGAS di bursa saham merupakan kesalahan PT Pertamina dan Kementerian BUMN.
Paslanya, kedua pihak tersebut yang mengeluarkan isu akuisisi PGN. Padahal akuisisi tersebut masih dalam bentuk wacana dan belum dihitung mengenai biaya dan manfaatnya.
"Yang salah adalah pemerintah sendiri, terutama Pertamina dan Kementerian BUMN. Mengapa isu se-sensitif ini sampai muncul? Di sisi lain, benefit dan cost dari akuisisi tersebut tidak solid argumennya. Saya yakin ada penggorengan saham," ujar Drajad kepada wartawan, Senin, (27/1).
Ia menduga ada yang mengambil keuntungan dalam isu akuisisi tersebut. Meskipun memang sulit untuk dibuktikan.
" Sepertinya ada penumpang gelap yang belum punya saham PGAS, lalu mau ambil murah, nanti menjelang akuisisi, baru harga naik. Penumpang gelap ini dapat gain. Siapa dia? Mudah menduganya, tapi susah membuktikannya kecuali melalui investigasi yang bersih," ungkapnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan, ketika dikonfirmasi menolak untuk menjawab mengenai kelanjutan rencana akuisisi PGN oleh Pertamina. "Saya tidak mau bicara soal itu," elaknya ketika ditemui di kantor Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News