Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ingin mengembangkan bisnis pengelolaan blok migas. Bisnis hulu minyak dan gas bumi (migas), PGN, digarap oleh anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia (SEI).
Pada akhir 2014 lalu, SEI telah mengakuisisi 36% saham Blok Fasken di kawasan Eagle Ford Amerika Serikat milik Swift Energy. Nilai transaksi akuisisi blok migas ini mencapai US$ 175 juta.
Nah, setelah transaksi ini tuntas, manajemen Saka Energi berencana menambah blok migas di kawasan tersebut. "Berapa blok akan kami akuisisi, tapi belum bisa saya sampaikan. Begitu juga dengan dana untuk akuisisi yang harus disiapkan, belum bisa kami perkirakan. Kalau saya sebut orang bisa shock," ujar Direktur Operasi Saka Energi Tumbur Parlindungan kepada KONTAN Minggu (29/3).
Manajemen Saka Energi belum mau blak-blakan soal rencana akuisisi lanjutan blok migas tersebut karena dalam perkiraan manajemen, transaksi baru dilaksanakan pada 2017. Mereka ingin menjadi operator dengan kepemilikan saham di atas 51% pada beberapa blok shale gas di kawasan kaya akan migas di Eagle Ford, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS). Adapun produksi gas dari Blok Fasken yang telah diakuisisi mencapai 190 mmscfd dan baru berproduksi sekitar akhir 2015.
Tumbur menyatakan saat ini Saka Energy sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa perusahaan yang memiliki blok di kawasan kaya minyak dan shale gas itu. Selain mencari sumber energi, tujuan ekspansi blok shale gas di Amerika Serikat, agar perusahaan ini bisa belajar dan mengembangkan teknologi gas dari Amerika Serikat. "Sudah saatnya orang Indonesia mengendalikan dan mengembangkan lapangan migas di Amerika Serikat," katanya.
Fokus aset yang ada
Dia menyatakan, gas yang diproduksi dari blok-blok milik Saka Energi di luar negeri tersebut menurut jadwal baru bisa dibawa ke Indonesia pada tahun 2020 mendatang. Nah, rencana membawa gas dari Amerika Serikat ini, untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia.
Apalagi mulai tahun 2016 mendatang diprediksi sudah ada banyak kilang LNG di kawasan Eagle Ford, Texas yang beroperasi. Dari kilang-kilang tersebut nantinya, LNG akan dibawa ke floating storage and regasification unit (FSRU) yang dimiliki oleh PGN.
Saat ini PGN telah memiliki dua unit FSRU, yaitu FSRU di Lampung yang dimiliki 100% oleh PGN dan FSRU Jawa Barat yang dimiliki oleh Pertamina sebanyak 60% dan 40% dimiliki oleh PGN.
Meskipun manajemen Saka Energi ingin ekspansif, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Perusahaan Gas Negara Tbk Wahid Sutopo mengatakan, untuk tahun ini, kebijakan manajemen PGN adalah fokus pada aset-aset yang telah dimiliki agar optimal. Setelah itu, PGN akan melakukan evaluasi sebelum menjalankan rencana-rencana di tahun berikutnya. "Kalau tahun ini memang belum ada rencana untuk akuisisi aset lain di Amerika Serikat," ungkap dia.
Wahid menyebutkan, pada 2015 ini, PGN mengalokasikan belanja modal US$ 500 juta. Dari dana tersebut, sekitar US$ 260 juta dialokasikan untuk pembangunan pipa distribusi di Jawa Tengah dan sisanya untuk pembangunan pipa di Lampung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News