Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan produksi tandan buah segar alias TBS sebanyak 2,8 juta ton di tahun 2024. Raihan itu turun sekitar 1% dari produksi di tahun 2023 yang sebanyak 2,78 juta.
Sementara, produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) sebanyak 706 ribu ton di tahun lalu, naik sedikit dari produksi CPO di tahun 2023 yang sebanyak 708 ribu ton.
Produksi palm kernel (PK) juga turun 4% secara tahunan alias year on year (YoY) ke 167 ribu ton tahun lalu, dari sebelumnya 175.000 ton pada tahun 2023.
Sementara itu Oil Extraction Rate (OER) SIMP di tahun 2024 sebesar 20,6%, turun dari OER tahun 2023 sebesar 20,8%. Senasib, PK Extraction Rate tahun lalu juga turun menjadi 4,9%, dari 5,1% di tahun 2023.
Baca Juga: Salim Ivomas Pratama (SIMP) Cetak Pendapatan Rp 15,96 Triliun pada 2024
Total lahan tertanam sebesar 288.640 hektare (ha) di tahun 2024, berkurang dari 293.420 ha tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, lahan untuk tanaman sawit seluas 241.200 ha di akhir Desember 2024, berkurang luasnya dari 244.330 ha di akhir Desember 2023.
Di tahun 2024, SIMP mencatatkan penurunan penjualan ke Rp 15,96 triliun, dari Rp 16 triliun di tahun sebelumnya.
Direktur Utama Grup SIMP, Mark Wakeford mengatakan, penjualan Divisi Perkebunan dan Minyak & Lemak Nabati (EOF) naik masing-masing 10% yoy dan 9% yoy.
Peningkatan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) produk sawit dan produk EOF berkontribusi pada kenaikan penjualan Divisi Perkebunan dan EOF. Sayangnya, sebagiannya harus diimbangi oleh penurunan volume penjualan produk sawit.
“Namun, penjualan eksternal Grup SIMP, setelah eliminasi, relatif sama secara tahunan seiring kenaikan penjualan antarsegmen,” ujarnya dalam keterbukaan informasi tanggal 28 Februari 2025.
Laba bruto SIMP naik 44% yoy menjadi Rp 4,84 triliun dan laba usaha naik 71% menjadi Rp3,30 triliun di tahun 2024. Alhasil, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih meningkat 110% yoy menjadi Rp 1,55 triliun di akhir Desember 2024.
Rasio pengungkit neto (net gearing) Grup SIMP per 31 Desember 2024 turun menjadi 0,11x, dibandingkan 0,16x pada 31 Desember 2023.
Menurut Mark, capaian tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas serta upaya-upaya kami dalam pengendalian biaya dan efisiensi. Sektor agribisnis pada tahun 2024 masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dari dampak cuaca, volatilitas harga komoditas, dan ketidakpastian global.
“Namun, kami tetap berfokus pada peningkatan kegiatan operasional dan produktivitas, memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang penting, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, serta melakukan praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Selanjutnya: Strategi Alamtri (ADRO) Tambah Saham di Adaro Minerals (ADMR) Saat Harga Terkoreksi
Menarik Dibaca: Bunga Deposito BNI Tertinggi di Bulan Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News