Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) berhasil menumbuhkan kinerja penjualan dan laba bersih hingga kuartal III 2021. Emiten yang memproduksi dan memasarkan produk pupuk premium non-subsidi ini pun terus menggelar ekspansi guna meningkatkan kapasitas produksi.
Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik membeberkan, hingga periode September 2021 SAMF mampu membukukan penjualan senilai Rp 1,24 triliun atau tumbuh 25,5% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 994,88 miliar.
Sejalan dengan kenaikan penjualan, laba periode berjalan SAMF ikut terdongkrak menjadi Rp 97,73 miliar atau naik 29,7% dibandingkan Q3-2020 yang sebesar Rp 75,35 miliar. Hingga tutup tahun nanti, Yahya optimistis SAMF bisa menembus target yang telah dicanangkan untuk 2021.
"(Raihan di kuartal III 2021) ini menambah optimisme untuk meraih business plan kami. Sampai akhir tahun kami optimis target penjualan bisa tercapai sekitar Rp 1,8 triliun," kata Yahya dalam media conference yang digelar Rabu (27/10).
Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) terus kembangkan lini bisnis biodiesel
Sebagai informasi, SAMF membidik penjualan senilai Rp 1,8 triliun pada tahun ini, atau meningkat 28% dibandingkan realisasi tahun lalu. Dari sisi laba SAMF mengejar pertumbuhan 36%. Sehingga pada akhir tahun 2021 SAMF menargetkan bisa mengantongi laba tahun berjalan sekitar Rp 160 miliar.
"Kami sudah punya kontrak untuk Semester II ini. Dengan persiapan yang sudah matang, kami optimistis bisa menyelesaikan kebutuhan di Semester II, dan apa yang menjadi target bisa dicapai," sambung Yahya.
SAMF saat ini memproduksi dan memasarkan pupuk premium berjenis pupuk majemuk NPK non-subsidi. Mayoritas produk pupuk SAMF diserap untuk perkebunan sawit dengan porsi sekitar 90%. Sedangkan sisanya untuk komoditas tebu, kopi, kakao, karet, jagung dan aneka tanaman.
Dari sisi penjualan, SAMF lebih dominan melayani secara business to business (B2B) dengan 95% penjualan dilakukan secara langsung ke korporasi. Dari sisi wilayah, Sumatera mendominasi pasar SAMF dengan porsi sekitar 40%. Disusul Kalimantan (30%), Sulawesi dan Indonesia bagian timur (20%), dan Jawa (10%).
Baca Juga: Berhasil pangkas rugi bersih di kuartal III-2021, ACST terus melakukan perbaikan
Yahya menyebut, potensi pasar di wilayah Indonesia bagian timur sangat besar. Sebab, pertumbuhan sektor perkebunan di sana cukup tinggi. Oleh sebab itu, SAMF pun akan memperlebar pasar di Indonesia bagian timur.
Di sisi lain, Yahya mengungkapkan bahwa kenaikan penjualan tak lepas dari kesiapan produksi. Pada tahun lalu, SAMF sudah menambah dua line di pabrik yang berlokasi di Sampit, Kalimantan Tengah dan Medan, Sumatera Utara. Ekspansi kedua pabrik tersebut sudah berjalan sejak akhir 2020.
"Jadi makanya penjualan tahun ini meningkat dibandingkan 2020, karena adanya capex yang sudah kami tanamkan di tahun lalu," sebut Yahya.