Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan sejumlah produsen besar (major producers) anggotanya telah berencana untuk melakukan pemotongan produksi tahun 2020 sebesar 15%-20% dari rencana awal.
Langkah itu dilakukan untuk menjaga profitabilitas, dengan mempertimbangkan kondisi harga yang masih tertekan serta permintaan (demand) di pasar batubara yang belum membaik.
Baca Juga: Perkuat bisnis, beberapa anak usaha Indika Energy (INDY) lakukan transaksi afiliasi
Namun, pemangkasan tingkat produksi itu tampaknya belum menarik bagi produsen batubara terbesar, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Head of Corporate Communication ADRO, Febriati Nadira menyatakan, pihaknya masih yakin bisa mengejar target yang ditetapkan di awal tahun. Sehingga, ADRO masih optimistis bisa mencapai tingkat produksi di level 54 juta - 58 juta ton.
"Sampai saat ini belum ada perubahan panduan produksi Adaro 2020, yaitu 54 juta ton-58 juta ton," kata Nadira kepada Kontan.co.id, Rabu (1/7) malam.
Senada, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menyampaikan, pihaknya belum berniat untuk menurunkan target produksi. Dileep bilang, BUMi masih mengejar produksi di level 85 juta-90 juta ton di tahun ini.
Baca Juga: Jika ada pemotongan produksi batubara, target setoran PNBP minerba sulit tercapai
"Tidak ada perubahan dalam panduan tahun 2020 yang diberikan sebelumnya. Pedoman 2020 kami saat ini untuk produksi batubara tidak berubah, pada 85 juta - 90 juta ton," kata Dileep.