Reporter: Aceng Nursalim | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Produsen radiator kendaraan, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), berencana memperbesar penguasaan pangsa pasar radiator dari 10% menjadi 20% tahun ini. Untuk mencapainya, perusahaan itu akan mendongkrak kapasitas terpakai alias utilisasi produksi radiator dan filter atawa penyaring udara dari 50% menjadi sekitar 55%-60% pada tahun ini.
Direktur Keuangan PT Selamat Sempurna Tbk Ang Andri Pribadi menuturkan, pabrik yang ada saat ini memiliki total kapasitas terpasang produksi radiator sebesar 96 juta unit per tahun. Sedangkan total kapasitas terpasang untuk produksi filter sebesar 1,98 juta unit per tahun. "Kami melihat pasar masih berkembang. Maka, kami berniat untuk meningkatkan utilisasi produksi," katanya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Andri bilang, peningkatan utilisasi ini dimungkinkan lantaran pabrik baru PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna (TRSS) di Tangerang, Banten, telah beroperasi secara komersial sejak Juni lalu. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 150.000 unit radiator per tahun dan 125.000 unit intercooler per tahun.
Andri menargetkan, hingga akhir tahun ini, pabrik Tokyo Radiator mampu memberikan kontribusi produksi 30.000 unit-40.000 unit radiator. "Pabrik baru kami sudah beroperasi, tapi untuk tahap awal produksinya kecil," jelasnya.
Untuk memperluas pangsa pasar, perusahaan yang mejeng di bursa dengan kode SMSM ini bakal melirik Kalimantan dan Sulawesi yang pasarnya masih cukup bagus. Bahkan, Andri bilang, perusahaannya siap menambah jaringan penjualan di Samarinda, Kalimantan Timur, dan Makassar, Sulawesi Selatan. Ia beralasan, di kedua wilayah ini, belum ada subdistributor langsung.
Saat ini, beberapa pabrikan otomotif yang telah menggunakan produk radiator dan filter buatan SMSM antara lain PT Nissan Motor Indonesia dan PT Isuzu Astra Motor Indonesia. Ke depan, Andri bilang, Selamat Sempurna akan menggaet perusahaan otomotif lainnya guna mendongkrak penjualan.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi juga sedikit berpengaruh pada bisnis perusahaan ini. Meski begitu, Andri bilang, perusahaannya belum berencana untuk menaikkan harga jual produk maupun merevisi target penjualan pada tahun ini.
Menurut Andri, kenaikan harga BBM bersubsidi memang bakal membuat beban biaya produksi meningkat. Hanya saja, ia tak mau membeberkan berapa besar beban biaya produksi tambahan yang harus ditanggung perusahaan akibat kenaikan harga itu.
Hingga akhir tahun ini, Selamat Sempurna berharap bisa mengantongi pendapatan Rp 2,4 triliun. Angka ini naik 11,1% dibandingkan realisasi pendapatan akhir tahun lalu sebesar Rp 2,16 triliun. Namun, hingga kuartal I tahun ini, realisasi pendapatan Selamat Sempurna hanya
Rp 472,90 miliar, turun 8,59% ketimbang periode yang sama tahun 2012 yang sebesar Rp 517,38 miliar. Sementara itu, SMSM mencatatkan laba bersih sebesar Rp 56,76 miliar, turun 8,26% ketimbang periode yang sama tahun 2012 yang sebesar Rp 61,87 miliar.
Tahun ini, Selamat Sempurna mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 100 miliar untuk perawatan dan pembelian mesin baru. Hingga enam bulan pertama tahun ini, perusahaan itu telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp 50 miliar yang sebagian besar digunakan untuk perawatan mesin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News