Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
"Realisasi hingga minggu ke-4 untuk bulan Oktober 2021 telah mencapai 98 kontainer dengan total kuantitas sebesar 79.944 unit," tulis Manajemen SCNP dalam siaran pers yang diterima Kontan, Senin (1/11).
Shortage kontainer dalam pelayaran laut menjadi isu sentral dan global saat ini dalam ranah rantai pasok (supply chain). Kondisi tersebut disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berlangsung dalam dua tahun terakhir, di mana banyak negara memberlakukan kebijakan lockdown sehingga terjadi penurunan total kargo muatan kapal kontainer.
Hal ini terjadi di beberapa titik pelabuhan laut internasional seperti di Singapura, Inggris, China, dan Amerika. Masalah ini menyebabkan penundaan keberangkatan kapal-kapal serta seringnya terjadi perubahan jadwal pelayaran kapal.
Alhasil, dibutuhkan solusi dan kerja sama industri pelayaran dengan pemerintah yang diharapkan mampu untuk menarik atau membawa kontainer yang posisinya masih berada di mancanegara masuk ke Indonesia.
Selain itu, operator pelayaran kontainer juga banyak yang menerapkan kebijakan pengurangan intensitas aktivitas bisnis pelayaran serta pengurangan jumlah tenaga operasional dalam rangka efisiensi. Hal ini menyebabkan naiknya freight cost jasa pelayaran internasional. Agar ekspor dapat meningkat, dibutuhkan jumlah kontainer yang mencukupi agar para eksportir dapat lebih produktif dan berkontribusi lebih besar lagi terhadap devisa negara.
Baca Juga: Tambah jumlah produk, Selaras Citra (SCNP) menjalin kerjasama dengan Swayasa
Jika persoalan shortage kontainer dapat segera teratasi, maka para pengusaha dan eksportir nasional tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja (operator) domestik dalam rangka memenuhi tuntutan volume untuk kebutuhan ekspor tersebut.
Semasa pandemi, SCNP tetap gencar melakukan kegiatan produksi dan menambah jumlah tenaga operator produksinya di tingkat anak perusahaan yaitu PT SDI.
Saat ini, perusahaan mempekerjakan sejumlah 759 orang tenaga operator khusus di PT SDI dalam rangka memenuhi tuntutan volume ekspor vacuum cleaner Bissel ke AS. Jumlah serapan tenaga kerja domestik untuk operator produksi tersebut tentunya bisa lebih besar lagi apabila nilai ekspor dapat ditingkatkan.
Adapun proyeksi nilai pasar produk vacuum cleaner untuk tahun 2021 di pasar AS dan Kanada mencapai US$ 4,6 miliar atau setara Rp 64 triliun. Pertumbuhan permintaan vacuum cleaner diprediksi sebesar 7% per tahun hingga 2026 untuk pasar AS dan Kanada.
"Manajemen SCNP tetap optimistis pertumbuhan ekspor vacuum cleaner akan terus meningkat ke depannya," pungkas Manajemen SCNP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News