kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.455   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.905   73,28   1,07%
  • KOMPAS100 1.002   11,54   1,16%
  • LQ45 776   8,54   1,11%
  • ISSI 220   2,78   1,28%
  • IDX30 402   3,37   0,85%
  • IDXHIDIV20 475   1,80   0,38%
  • IDX80 113   1,28   1,14%
  • IDXV30 115   0,14   0,13%
  • IDXQ30 132   0,99   0,75%

Semester I, Anak Usaha Austindo (ANJT) Raup Pendapatan Penjualan Edamame Naik 178%


Minggu, 16 Oktober 2022 / 23:05 WIB
Semester I, Anak Usaha Austindo (ANJT) Raup Pendapatan Penjualan Edamame Naik 178%
ILUSTRASI. Budi daya tanaman edamame oleh PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), anak usaha dari PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) di Jember, Jawa Timur.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

Keberhasilan GMIT yang telah mengekspor edamame beku ke pasar Jepang merupakan kerja sama dengan Asia Foods Group. Asia Foods Group, yang berpengalaman di bidang pengolahan dan penjualan edamame beku, adalah salah satu pelaku utama di pasar ekspor edamame seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan, saat ini, sedang menjajaki pasar Eropa.

Baca Juga: Hingga Semester I-2022, Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Serap Capex US$ 13 Juta

Keberadaan edamame di Jember tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, sejenis kacang kedelai berwarna hijau ini memiliki potensi ekspor yang sangat besar. Kabupaten Jember dikenal sebagai daerah produksi edamame yang cukup tinggi dan memiliki potensi yang cukup baik di sektor pertanian dengan hampir 70% penduduknya bermata pencarian sebagai petani.

Saat ini, kapasitas terpasang produksi pabrik pengolahan sayuran beku GMIT mencapai 6.000 ton per tahun dan pencapaian produksi masih akan terus ditingkatkan sejak beroperasi secara komersial di tahun 2021 ini.

Sebelum merambah pasar ekspor, GMIT telah memproduksi edamame segar dan edamame beku dengan merek Edashi yang dipasarkan di dalam negeri, seperti di Bali, Jawa Timur, Jakarta, dan Jawa Tengah.

Pendapatan dari penjualan edamame semester pertama tahun 2022 adalah sebesar US$657,1 ribu, naik sebesar 178,5% dari US$235,9 ribu di periode yang sama tahun 2021. Kenaikan tersebut disebabkan lebih tingginya volume penjualan edamame segar dan beku dan harga jual edamame beku.

"Potensi ekspor sayuran beku ini masih sangat besar. Tidak hanya edamame yang dapat kita ekspor, namun juga komoditas sayuran beku lain, seperti Okra, juga memiliki pasar ekspor yang dapat kita kembangkan," tutup Imam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×